PDIP Akui Komunikasi dengan PKB Semakin Dekat
PKB: Koalisi dengan PDIP Tunggu Momentum Tepat
.
.
PKB merapat ke PDIP ???, aneh dan tidak masuk akal. Karena Elite politik PKB yang kini berkuasa, adalah kelompok yang merupakan bahagian tak terpisahkan dari permasalahan koalisi bagi bagi rejeki dan kekuasaan, yang dipimpin oleh Partai Demokrat di bawah SBY.
Muhaimin dan kompatriotnya, menjadi elite politik PKB menduduki posisi puncak di PKB, tidak lepas dari peranan SBY beserta dukungannya, dalam rangka memuluskan koalisi yang diprakarsai oleh Partai Demokrat, untuk mengamankan posisi Presiden.
Peristiwa dan kejadian perseteruan di PKB tentu tidak mungkin terhapus begitu saja dari benak Rakyat Indonesia, terutama Nahdliyin yang dengan susah payah mendirikan PKB dengan tuntunan Gus Dur, tentu dengan maksud dan tujuan tertentu.
Nahdliyin tahu persis dimana posisi PKB dibawah naungan dan ideology Gusdur dan PKB dibawah pimpinan Muhaimin Iskandar, yang secasra kontroversial merebut dan memaksa Gus Dur hengkang dari PKB. Dengan segala cara dan tindakan, akhirnya terebut juga oleh Muhaimin Iskandar melalui pengakuan resmi Pemerintahan SBY.
Tangeh lamun PKB akan meninggalkan kompatriot yang mengangkatnya menjadi orang, yang tak mungkin diraihnya ketika PKB berkembang sesuai dengan proyeksi Gus Dur waktu itu, banyak kader2 yang mumpuni dan lebih pantas membawa PKB menjadi Partai yang dicita citakan oleh Nahdliyin lewat Gus Dur.
NU merupakan Organisasi masa terbesar yang hingga kini eksis sebagai Organisasi yang mampu mempertahankan posisinya di daerah independen, tidak berpolitik dan bukan merupakan bahagian Partai, tentu hal ini tidak bisa lepas dari pemikiran dan ideology Gus Dur yang membawa NU bersih dari tarik menarik kepentingan, yang sekaligus berpotensi mencabik cabik persatuan dan kebersamaan Nahdliyin.
Sejak Kemerdekaan NKRI, NU merupakan Organisasi yang menjadi tulang punggung dan aset bangsa, untuk memproklamirkan kemerdekaannya, dibawah Kakek Gusdur  dan juga ayah beliau, NU eksis sebagai pejuang dan menempati garda depan proklamasi NKRI 17 ASgustus 1945, bersama sama dengan tokoh nasionalis Bung Karno, yang sekaligus bernaung dibawah organisasi Muhammadiyah.