Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Vote Gather PDIP, Jangan Kebalik

23 Maret 2014   03:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:36 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumberfoto,www.voaindonesia.com

Ingat ya, bahwa Elite penguasa dan pengurus PDIP Pusat tak pernah proyeksikan Jokowi menjadi Pemimpin !!!

Bahwa sekarang PDIP memperoleh dukungan besar oleh rakyat hanya karena Megawati sendiri dan sendirian merekomendasikan Jokowi sebagai Calon Presiden, dan ingat bahwa dukungan itu tak memperoleh dukungan dari para pengurus dan elite politik PDIP.

Rakyat berduyun duyun dan mendatangi TPS dan mencoblos PDIP hanya karena keinginan dan keharusannya dalam rangka memuluskan Jokowi sebagai Presiden dan mutlak menjadi satu satunya kandidat Capres PDIP.

Puan Maharani dan konco konconya jelas tidak sama sekali memberi indikasi positip atas pencalonan Jokowi, oleh Karena itu mereka tidak berhak sama sekali untuk mengklaim perolehan Kursi di Legislatip karena kerja mereka.

Jelas semua terjadi dan suksesnya Pemilu Legislatip, hanya karena keberanian Megawati mencalonkan Jokowi sebagai Capres PDIP, dengan resiko akan bertentangan dengan sementara kalangan elite politik PDIP sendiri.

Kini kondisi terbalik, bahwa PDIP memperoleh keuntungan dengan di capreskannya Jokowi yang dengan serta merta menarik dukungan Rakyat kepada PDIP, dan hal ini perlu diingat dan disadari oleh semua Calon Legislatip PDIP.

Yang terpilih tidak boleh menselaki apa yang sudah diperolehnya, hanya karena dukungan rakyat kepada Jokowi, yang membuat melonjaknya pencoblosan atas diri mereka, Rakyat akan terus memantau tingkah laku dan elite politik PDIP.

Rakyat Indonesia tidak mau lagi dikecewakan, dengan ulah dan tingkah laku seluruh elite politik dan pelaku kenegaraan, yang ada di pemerintahan ataupun yang berada di lembaga2 yudikatif maupun Legislatip.

Rakyat akan terus berjuang dan tak akan berhenti berjuang untuk terus melakukan perubahan tanpa lelah, dengan ikhtiar semaksimal mungkin yang bisa kita lakukan.

Pemilu yang diharapkan menjadi pintu masuk penilaian dan peninjauan kembali kebijakan yang telah berlalu, sudah jelas merupakan agenda utama, dan Jokowi adalah agenda utama untuk bisa melaksanakan dan mengimplementasikannya

Rakyat dengan tekad bulat menghadapi segala tantangan dan hambatan dari pihak yang akan terus mempertahankan status quo, alias tak mau melakukan perubahan dan peninjauan kembali atas kebijakan yang selama ini terbukti gagal.

Rakyat kini sudah mafhum atas upaya elite politik, dan sudah muak dengan segala tingkah laku mereka, dengan mengekspresikan seolah diri mereka akan bertangungjwab dan akan konsisten mengawal segala macam program2 yang telah berjalan, yang nyata nyata telah mengalami kegagalan, bahkan timbulnya ekses yang merugikan kas dan keuangan Negara, dengan maraknya Korupsi yang merata diseluruh bidang penyelenggara Negara.

Jokowi menjadi tumpuan harapan dan menjadi garda depan masyarakat untuk melakukan perubahan, yang tak boleh mengalami hambatan dan rintangan dari kepentingan statusquo yang terus membayangi, dari mulai saat ini sampai terwujudnya keinginan masyarakat tampilnya Jokowi sebagai Pemimpin RI.1.

Adalah suatu realita, bahwa kehadiran Jokowi yang disambut oleh gegap gempitanya seluruh masyarakat tanah air di seluruh wilayah Indonesia, dan mengkagetkan para praktisi dan elite politik di negeri ini, tidak hanya di Kalangan Pemerintahan yang berkuasa, bahkan di kalangan Opposisi termasuk Gerindra dan PDIP.

Jujur saja tampilnya Jokowi membawa arus gelombang terkonsolidasinya kekuatan rakyat menuju perubahan yang mendasar, yang bahkan menjebol semua tatanan serta nilai nilai yang selama ini di pelihara dan di dirikan oleh rezim penguasa penyelenggara Negara.

PDIP harus melihat keadaan ini dengan cerdas dan harus memproyeksikan Jokowi menjadi salah satu kandidat pemimpin yang ada didalam tampuk elite politik PDIP. Mengikuti segala langkah dan arahan Jokowi akan menyelamatkan PDIP dan permasalahannya kejalur yang benar, sesuai dengan cita cita para pendiri Bangsa khususnya Bung Karno.

Jokowi dimata elite PDIP yang berkuasa, merupakan klilip dan duri didalam daging PDIP, sementara Jokowi justru akan menjadi tumpuan harapan PDIP, tentu hal ini harus disadari, bahwa posisi mereka sudah tidak sesuai lagi dengan zamannya, sedemikian sehingga mereka harus berubah dan menggeser posisinya di tempat yang benar.

Kepemimpinan Jokowi di Solo dan juga di Jakarta jelas, menghasilkan dukungan yang demikian besar dari rakyat tanpa menghiraukan lagi latarbelakang partai masing masing, seia sekata dari seluruh konstituen Partai2 setuju dan mendukung Jokowi. Konstituen Jokowi di solo dan juga DKI, memiliki keragaman kepentingan yang bernaung dibawah panji2 partai tidak hanya didominasi oleh PDIP.

Jokowi justru menjamin keberadaan Partai PDIP kepada Rakyat, akan sesuai dan tak melenceng dari kehendak rakyat yang telah menjadi realitas didalam kepemimpinan Jokowi selama ini, Jokowi lah yang memegang roch kehendak rakyat, bukan elite politik PDIP yang arogan.

Konsekwensinya memang harus menanggalkan kepentingan pribadi dan golongan yang selama ini kental mewarnai setuiap gerak langkah politik para petinggi dan elite politik PDIP, hal semacam ini harus ditinggalkan.

Seluruh Program dan seluruh gerak langkah politik PDIP harus seirama dan mengikuti kehendak rakyat yang ingin perubahan, bukan sebaliknya malah menghianati dan bertolak belakang dengan kehendak rakyat.

Karakter Jokowi yang dianggap bertentangan dan mengabaikan kepentingan penguasa PDIP, adalah konsekwensi dari ketidak sinkronan para elite politik itu sendiri dengan kehendak rakyat, dan terkonsentrasi kepada politik praktis yang hanya didasari oleh kepentingan pribadi dan golongan.

Lupakan masa lalu dan perhitungan yang sudah terbukti salah dan konyol, tidak memproyeksikan Jokowi sebagai pemimpin PDIP adalah kesalahan fatal yang membahayakan kehidupan PDIP dan seluruh kepentingan Negara secara keseluruhan.

Seluruh Rakyat Pendukung Jokowi dengan seluruh karakter kepemimpinan yang melekat, hingga kini masih optimis akan memenangkan pemilu Presiden, dan juga akan terus berjuang sehingga berhasil, sekalipun PDIP tidak mencalonkannya.

Karena akar rumput di PDIP tidak akan mau begitu saja melepaskan peluang yang ada, dengan upaya mengamankan jalannya pencapresan Jokowi setelah Pileg.

Memenuhi 20 % kursi DPR adalah awalan yang harus di penuhi oleh PDIP apabila ingin melanjutkan pencapresan Jokowi, Untung saja Megawati segera mengambil sikap dan mengabaikan kepentingan sementara elite penguasa PDIP dan berpihak kepada akar rumput caleg di masing masing daerah.

Oleh karena itu tak ada jalan lain bagi pendukung Jokowi yang saat ini marginal di jajaran elite penguasa PDIP, agar terus menggalang dukungan mengejar dan meraih suara konstituen yang menghendaki Jokowi menjadi Presiden, secara aktip dan terus menerus membawa Jokowi sebagai kandidat dukungan mereka nantinya.

Tarik ulurnya Elite penguasa PDIP, dalam mensikapi pencapresan Jokowi adalah nuansa yang sama dari peristiwa2 yang telah terjadi sejak Jokowi menjadi walikota Solo. Elite Politik penguasa PDIP yang semakin jauh dari kehendak konstituennya dan meluas menjadi bertentangan dengan suara rakyat yang ada, tentu akan melahirkan gejolak yang akan menggoncang keberadaan elite politik penguasa di PDIP.

Dengan tegas Megawati memilih Jokowi sebagai presentasi Bung Karno adalah pernyataan yang tak bisa di ganggu gugat oleh kalangan Idiolog didalam PDIP, Megawati kini berdiri dan kembali menjadi pewaris Bung Karno yang selama ini tenggelam oleh hiruk pikuknya kepentingan.

Kini kesempatan PDIP untuk kembali menjadi pelaku dan penguasa dalam penyelenggaraan Negara, namun melalui jalan dan syarat yang dimulai oleh Megawati, dalam upayanya menyamakan suara PDIP dengan Suara Rakyat.

Jokowi berdiri dan terbangun oleh dirinya sendiri dengan karakter kuat yang melekat pada dirinya yang tak terikat dengan kepentingan kelompok elite penguasa di PDIP atau di Partai partai lain.

Konsolidasi kekuatan yang berpihak kepada kepentingan bangsa dan Negara secara keseluruhan, adalah harga yang tak lagi bisa di tawar oleh siapapun, apabila ingin ikut menikmati kehidupan dimasa depan.

Sudah saatnya untuk memilih Presiden tanpa melihat latar belakang partai dan hanya terikat kepada kepentingan Bangsa Indonesia, dan menunjuk seorang Presiden yang kuat tanpa satu kekuatan apapun yang mengikatnya.

Baru kita Bangsa Indonesia memiliki harapan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju cita cita sebagai bangsa merdeka, yang berdaulat, sama sederajad dengan bangsa lain di bumi.

Maka lakukanlah jangan ragu ragu, semua sudah ada hasil dan ketentuannya.

Siapapun yang menghalangi jalannya sejarah, akan terlindas oleh roda sejarah.

Selamat berjuang,



Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

Jakarta, 22 Maret 2014

Zen Muttaqin

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun