Jokowi terdiam ketika disodorkan untuk menyelesaikan, masalah2 yang menjerat elite politik di seluruh Partai partai, harapan rakyat jelas berharap terhapusnya tindakan dan perilaku yang selama ini telah merusak tatanan negeri ini, agar memperoleh kepastian untuk segera di tuntaskan dengan menerapkan hukum secara murni dan konsekwen.
Jokowi terdiam dan sekaligus bertekad, untuk mengikuti apa yang ada didalam hati nuraninya dan juga hati nurani seluruh Rakyat Indopnesia, yang mengalami krisis berkepanjangan serta kemandegan dalam kehidupan, tentu segala permintaan Rakyat akan menjadi landasan kuat bagi Jokowi untuk bertindak manakala berhasil menjadi Presiden mendatang.
Dukungan Rakyat yang masif telah ditunjukkan dengan segala cara dan kesempatan, menjadi topik perbincangan diwarung2 dan dijalan jalan, hingga sampai di akar rumput, melalui keberhasilannya menjadi Gubernur DKI serta ketaatan warga terhadap semua program yang dicanangkan oleh Jokowi.
Namun Jokowi juga terkaget manakala Presiden treshold harus di lampaui oleh PDIP, untuk memuluskan jalannya menuju Presiden RI, sementara hasil pemilu pileg hanya mencapai angka mendekati presiden treshold saja, jadi masih ada kekurangan untuk menggenapi 20 %.
Jokowi semakin tercekat menjalani proses perbenturan kepentingan, ketika berusaha mengamankan pencalonan dirinya menjadi Presiden. Perolehan suara Pileg PDIP, yang memaksa Jokowi harus melampaui ujian dalam negosiasi pencalonannnya.
Bahkan PDIP cq Bapilu sudah pasang posisi terdepan, dalam melakukan koalisi dengan partai lain, seolah menggambarkan ketidak berdayaan PDIP menghadapi segala macam tekanan dari para elite politik, baik yang ada di PDIP maupun yang ada di luar PDIP.
Namun semua itu berpulang kepada Jokowi yang akan menerima mandat secara langsung dari Rakyat, yang akan memilihnya pada pemilu mendatang. Oleh karena itulah posisi Bapilu menjadi tidak signifikan ketika Jokowi tetap keukeuh mempertahankan posisinya, sebagai pelaksana dan pembawa Amanah Penderitaan Rakyat.
Jokowi makin gusar ketika disodori begitu banyak Partai partai yang bersedia mengisi menjadi wakil presiden, namun dengan janji dan syarat menjamin segala permasalahan yang mereka lakukan selama ini.
Koalisi dengan pola bagi bagi kekuasaan dan bagi bagi rejeki, menjadi topik bahasan setiap adanya tawaran Koalisi kepada dirinya, yang jelas akan membahayakan kepentingan hati nurani, serta Amanah Penderitaan Rakyat yang selama ini menjadi keyakinannya.
Penolakan demi penolakan dilakukannya, setiap permintaan jaminan yang justru akan berpotensi menghianati hati nuraninya sendiri dan sekaligus hati nurani rakyat dan Amanah Penderitaan Rakyat, yang selama ini telah menempatkannya pada posisi menjadi pemimpin harapan Rakyat.
Jokowi kini menghadapi masalah, didepannya dihadapan tembok yang menghalanginya maju menjadi Capres PDIP , dalam rangka memenuhi persyaratan yang diatur oleh UU Pilpres, presidensial Treshold 20 %.