Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Bebas, Perlakuan Sama di Depan Hukum

1 Desember 2016   22:59 Diperbarui: 2 Desember 2016   04:59 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika kepentingan  menteror kelompok dan golongan, maka segala jalan akan di lakukan, segala cara akan di tempuh untuk memperjuangkan kepentingan itu, bahwa kepentingan golonganyalah yang seakan akan menjadi keharusan diterima oleh semua pihak, nilai nilai subyektip sangat mewarnai pemikiran dan melatar belakangi semua yang akan dilakukannya.

Ketika Pergantian Gubernur selepas Jokowi menjadi Presiden, mengharuskan pergantian yang sesuai aturan dan hukum yang berlaku adalah Ahok sebagai Wakil Gubernur. 

Namun penggantian itu sempat membangkitkan ekspektasi sementara golongan yang merasa tidak nyaman dengan apa yang sudah di jalankan oleh Jokowi, yang tentu akan terus dilanjutkan oleh Wakil Gubernur Ahok apabila menggantikannya. 

Kondisi pergantian yang ternyata akan tetap saja memberikan proses yang akan menyulitkan mereka nanti, maka dengan segala macam cara dan jalan mereka melakukan perlawanan, melawan ketentuan aturan dan hukum yang berlaku.

Dengan menghalangi Ahok menjadi pengganti Gubernur Jokowi, hal ini akan semakin menutup kepentingannya, hingga tak memiliki lagi kesempatan melakukan perilaku yang selama ini mereka jalankan, segala bentuk yang berkonotasi koruptif telah menjadi gaya hidup dan budaya kerja mereka, sementara pendekatan system yang dijalankan oleh Jokowi yang tentu harus di lanjutkan oleh Ahok , jelas akan menutup kepentingan mereka menangguk keuntungan pribadi.

Namun apa yang mereka lakukan ternyata tak mampu menembus jalannya Pemerintahan yang sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku, akhirnya tetap Ahok diresmikan menjadi Gubernur DKI dengan didampingi Djarot sebagai Wakil Gubernur DKI.

Dua serangkai pucuk pimpinan DKI ini justru semakin berani melakukan perubahan dan perombakan perombakan yang signifikan, sehingga mampu melakukan pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat. 

Ketakjuban masyarakat atas kinerja dua serangkai ini menjadi landasan kuat bagi mereka untuk tetap dipercaya melanjutkan pembangunan DKI dengan memilihnya kembali sebagai Gubernur DKI pada saat pilkada 2017 nanti.

Frustasi dengan kondisi itulah terjadi gejolak yang dipaksakan, dengan menggunakan segala kekuatan yang mereka miliki, menemukan synergi walau tujuan yang berbeda namun memiliki sasaran yang sama melengserkan pasangan Ahok dan Djarot serta menghentikan mereka untuk tidak lagi dipilih pada Pilkada 2017.

Dengan jalan biasa melalui Pilkada jelas sudah tertutup kemungkinan terlengserkannya, karena demikian impressif karya dan kinerja mereka selama dua tahun belakangan ini, hal itulah yang kemudian mencari kelemahan kelemahan yang dimiliki oleh Ahok, mereka sangat paham karakter Ahok yang Kasar dan berani.

Isue SARA memang sudah lama di hembuskan sejak dahulu kala, bahkan Rasisme sudah disuarakan dan di sosialisasikan secara gencar didalam masyarakat, surat Al maidah itu sudah lama terdengar dan di sosialisasikan, sebagai bahan menyingkirkan Ahok dengan didasari oleh SARA, bukan hanya Agama namun juga etnis yang disandangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun