[caption id="attachment_272024" align="alignleft" width="663" caption="Yabes Roni Malaifani dengan nomor punggung 31 dalam laga melawan Filipina | Sumber foto: www.kompas.com"][/caption]Yabes Roni Malaifani, adalah orang yang menuntun saya membuka peta dan menelusuri NTT, Kabupaten Alor dan Desa Moru. Tak mungkin kutelusuri peta dimana alor, dimana moru, dari peta wilayah Indonesia, tak ada cukup alasan untuk mengerjakan hal hal yang tidak begitu menarik buatku, walau ada didalam wilayah tanah air indonesia, namun sungguh tidak ada yang menarik bagiku.
Buta dengan keadaan dan tak mau mengenal wilayah tentu adalah kerugian besar bagi masyarakat, terutama daerah daerah terpencil yang jauh dari hiruk pikuknya kegiatan kehidupan sehari hari, adat istiadat serta cara hidup mereka jadi terasing jarang ada interkasi sosial ekonomi pihak luar, NKRI hanyalah khayalan yang tak pernah terjangkau fisik maupun pikiran.
Bagaimana belajar dari daerah lain, mengenali daerah daerah lain dan masyarakatnya, jauh panggang dari api, bisa mengenali sumatra, kalimantan sulawesi dan terutama ibukota Jakarta, yang jaraknya ber ribu mil dari daerahnya sendiri. untung ada televisi yang sementara ini mampu mendekatkan dirinya terhadap kehidupan bangsa indonesia secara menyeluruh, itupun juga terbatas pada saluran2 tv yang ada serta program2nya.
Itulah kenapa seorang Yabes Roni menjadi Pahlawan daerahnya, khususnya kabupaten Alor dan desa Moru di Propinsi Nusatenggara timur ( NTT), sementara NTT sendiri memiliki kawasan yang sangat luas yang terdiri banyak sekali pulau, dan kabupaten Alor memiliki 20 Pulau , 9 diantaranya telah dihuni oleh 190.026 jiwa( 2010) dengan luas 2.864,6 km2 dengan geografi yang bergunung gunung, kombinasi gunung dan pantai adalah potensi menghadirkan pemandangan yang indah, tentu merupakan potensi tersembunyi bagi pariwisata, yang hingga kini belum pernah terjamah.
Yabes Roni di lahirkan disalah satu desa di Kabupaten alor NTT, yaitu di Moru kecamatan alor barat daya, pada 6 Februari 1995, genap kini berusia 20 tahun, sejak kecil memang Yabes sudah sangat mencintai bola dan sepakbola, sehingga setiap hari selalu memainkan bola walau hanya di pentulkan didinding rumahnya.
Perjuangan menekuni sepakbola tidaklah semudah teman teman sebayanya di daerah lain di indonesia, apalagi dijawa yang sudah banyak memiliki SSB disetiap daerahnya, memburu latihan mesti dijalani dengan menempuh perjalanan yang jauh dari rumahnya, dengan menggunakan angkot membutuhkan waktu satu jam untuk ketempat latihan.
Kemampuan mengolah bola benar benar tumbuh dari bakat alamnya, hampir tidak mungkin memperoleh ilmu dari latihan yang diperolehnya, selain berlatih sendiri dengan besarnya talenta yang dimiliki. Bagaimana mungkin bisa tumbuh menjadi seorang Yabes Roni yang mampu menembus batas daerahnya, mengalahkan begitu banyak bakat bakat lain di seantero tanah air.
Walau dirinya memulai karier di PSKD, Klub kampung di Moru, yang hanya bermain di level tiga di tim antar kampung ( Tarkam ). kemudian berlanjut memperkuat Klub Persap Alor. menuju latihan dari kampungnya,Yabes harus menempuh perjalanan satu jam dengan angkot. Namun kepiawaian yang sangat menonjol didalam Tim, ternyata tidak percuma, diam diam banyak penggemar sepakbola yang mengidolakannya, walau hanya di level Kampung.
Kebesaran Pelatih Indra Syafri yang memiliki mata tajam yang mampu menembus batas batas penghalang, sehingga melakukan road show pencarian bakat pesepakbola dari seluruh tanah air, tanpa keyakinan Pelatih Indra syafri, tidak akan ada kesempatan sedikitpun bagi Yabes dan bakatnya muncul dan berkiprah sebagai pemain sepakbola yang diperhitungkan.
Walau sudah ada diwilayah NTT tidak akan mungkin terjadi pertemuan Pelatih Indra syafri dengan Yabes Roni, apabila tidak ada penggemar yang sangat mengidolakannya di Alor, Indra syafri mencoba keberuntungan ketika diberi tahu ada seorang pemain berbakat yang sangat baik, dengan usia muda. Walau tidak terlalu berharap karena pembawa berita hanyalah seorang pengemudi ojek yang melayaninya ketika pencarian bakat itu ada disana.
Perjalanan yang terinspirasi oleh keyakinannya sendiri secara pribadi Indra Syafri, tanpa ada sedikitpun dukungan dari otoritas sepakbola indonesia, sungguh merupakan contoh tauladan yang membesarkan hati, mengikuti keyakinan dengan memperjuangkannya adalah roch kembalinya harapan setiap insan sepakbola di Indonesia, ketika mengalami ketidak tentuan tata kelola sepakbola dibawah PSSI yang makin hancur.