Seperti yang terlihat pada gambar, petugas kesehatan tapi kok menggunakan komputer? Pada dasarnya, dunia medis tidak melulu tentang perawat dan dokter. Ketika suatu pemeriksaan perlu diagnosis secara detail, pasti kita akan diarahkan ke ruang radiodiagnostik atau semacam ruang radiologi.
Di ruangan itu, ada petugas yang disebut radiografer. Namun, mereka bukanlah yang biasa masyarakat sebut tukang foto atau ahli radio ya! Radiografer memang petugas yang berperan mengoperasikan alat pemeriksaan sampai positioning pasien sebelum diperiksa. Profesi tersebut biasanya merupakan lulusan Teknik Radiodiganostik atau seringkali dikenal Radiologi. Bisa dibilang jurusan ini paket combo dari rumpun kesehatan dan teknik.
Radiologi merupakan jenjang pendidikan D3 dan D4. Lulusan Diploma 3 akan bergelar Ahli Madya Radiodiagnostik dan Radioterapi, sedangkan lulusan D4 bergelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) yang sudah setara dengan sarjana. Meskipun jurusan ini tergolong vokasi, tetapi tak dapat dipungkiri Radiologi masih tergolong cabang dari Ilmu Kedokteran. Terlebih lagi karena di vokasi lebih banyak praktik daripada teori, sudah bisa dipastikan kesiapan lulusannya akan terjamin lebih matang.
Mata kuliah yang dipelajari di jurusan ini, meliputi Matematika, Fisika Radiologi, Anatomi Rontgen, Patologi Anatomi, Fisika Imaging, Proteksi Radiasi, dan masih banyak lagi.
Di jurusan ini, kita juga akan mempelajari teknik pemindaian dan pencitraan medis seperti X-ray, Computerized Tomography Scan (CT-Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI), Ultrasonografi (USG), serta menganalisis gambar untuk membantu proses diagnosis medis.
Setelah lulus dan mendapat surat izin dari Persatuan Ahli Radiografer Indonesia (PARI), kita bisa menyelami berbagai profesi, yakni radiografer, terapis radiologi, perawat radiologi, ahli pengobatan nuklir, maupun petugas proteksi radiasi. Selain di rumah sakit, lulusan radiologi juga dapat bekerja di pusat diagnostik independen dan juga terlibat dalam pengembangan serta penjualan peralatan medis.
Berbagai tawaran profesi yang menarik sekali, bukan? Perpaduan antara fokus kesehatan yang masih cabang ilmu kedokteran dengan teknologi yang digunakan.
Perlu diketahui, profesi ini sangat dibutuhkan seiring bertambahnya jumlah rumah sakit dan klinik kesehatan. Namun, meskipun tawaran profesi yang menjanjikan cukup tinggi, kebanyakan orang masih enggan untuk berkecimpung di bidang tersebut karena kekhawatiran akan paparan radiasi. Padahal itu hanya stigma Masyarakat yang memang kurang pemahaman tentang ilmu tersebut.
Risiko paparan radiasi memang tidak bisa dihindari, tapi tentunya kita juga akan mempelajari bagaimana proteksi diri dari radiasi. Bahkan, ketika sudah mencapai batas maksimum paparan radiasi, kita akan diistirahatkan sementara.
Pada dasarnya setiap profesi sudah pasti terdapat risiko masing-masing. Apalagi jurusan di bidang kesehatan yang memang secara langsung berhubungan dengan nyawa manusia. Namun, di samping risiko tersebut, pasti terdapat cara pencegahannya.