Mohon tunggu...
Zeko Pasrito
Zeko Pasrito Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wira Usaha

Menulis , Sepakbola dan Bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aksi Gerakan Mahasiswa BEM SI: Mengecam Putusan Kontroversil MK

20 Oktober 2023   09:20 Diperbarui: 20 Oktober 2023   09:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aksi Gerakan Mahasiswa BEM SI: Mengecam Putusan Kontroversial MK

Hari ini Jumat 20 Oktober 2023, aksi mahasiswa mendobrak jalanan menuju Istana Negara menjadi sorotan utama. Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah menegaskan penolakan keras mereka terhadap putusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengijinkan calon wakil presiden berusia di bawah 40 tahun.

Jumat (20/10/2023) akan menjadi hari di mana gerakan mahasiswa, dipimpin oleh Koordinator Pusat BEM SI Rakyat Bangkit 2023, Hilmi Ash Shidiqi, akan mengguncang Jakarta. Mereka akan melakukan aksi demonstrasi yang diperkirakan akan diikuti oleh ribuan aktivis mahasiswa dari berbagai kampus, dan semuanya bergerak dalam satu suara.

Dengan perkiraan massa yang tidak kurang dari 1.500 orang, aksi massa ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi sebuah teriakan lantang terhadap putusan MK yang dianggap memungkinkan kekuasaan politik menjadi warisan keluarga. "Keputusan ini menghijaukan jalan bagi calon-calon yang hanya mendapat 'bonus' karena nama keluarga mereka. Ini bukan cara kita mengembangkan demokrasi," tegas Hilmi, Jumat (20/10/2023).

Menurut Hilmi, BEM SI Rakyat Bangkit beranggapan bahwa putusan MK telah mengkhianati semangat reformasi, mengecewakan harapan generasi muda yang berharap pada perubahan dalam dunia politik. Ia merasa bahwa Presiden dan para elit politik seharusnya memberi ruang bagi kaum muda yang memiliki semangat politik dan ide-ide segar untuk berperan aktif dalam pemerintahan.

"Presiden dan MK telah memberikan sinyal salah kepada generasi muda. Kita ingin memaknai 'pergantian' bukan 'warisan'," ungkap Hilmi.

Saat ini, generasi muda tidak lagi pasif dalam politik; mereka menyadari pentingnya berpartisipasi dalam pembentukan masa depan negara. Demonstrasi ini adalah cara mereka mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap putusan MK dan penekanan pada perlunya pemimpin muda yang mewakili ide-ide inovatif dan semangat reformasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun