Mohon tunggu...
Zeina Deschannel
Zeina Deschannel Mohon Tunggu... -

Z for Apple

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan, Ini Untuk Dia!

11 Juni 2010   19:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Disini?" "Ya disini!" "Sekarang?" "Ya sekarang!" "Lalu?" "Bolehkah mendengarkan saja lalu berkomentar?" "Dengan senang hati" "Eeeeeehhmmmmm.." Kamera di tangannya bergetar. Wajahnya memerah lalu tertawa. Matanya berputar kesana-sini untuk satu imajinasi. "Sudah bisa?" "Sebentar!". refleksi loncat "Sedang mengatur kata" "Baiklah" "Eeeehm... AKU SUKA DIA!". rona bahagia. "Dia?" "Iya, yang tadi Si Dewasa kenalkan padaku!" "Bagaimana bisa itu terjadi?" "Aku suka! Ya aku suka! Dia pintar. Goresan fikirannya di luar batas kepala! Itu membuat aku berdecak kagum! Kelihatannya agak sedikit banyak bicara tapi entah kenapa fikirannya terlalu luar biasa! Dia memperhatikan hal kecil yang kaum lain seperti dia bahkan tidak mempedulikan hal itu. Dia juga sepertinya bisa beberapa bahasa lalu... dia multitalenta!" "Ini tidak normal" "Apanya?" "Kamu" "Ya ya ya! Aku juga bingung! Tapi lagu itu juga sangat enak di dengar telinga. Lalu caranya memandang wanita dan Bob Dylan. Lalu ide gilanya. Dan oh! Led Zeppelin nya!  AKU SUKA!" yakin, gembira. "Bukan jatuh cinta?" "BUKAN!" yakin, tersenyum lebar lalu loncat. "Ini tidak normal.." "Lagi? Ehm, mungkin kagum!" "Lalu?" "Buat hurufnya sedikit berkurang, dia jadi sempurna!" "Sempurna? Kau bahkan baru setengah jam mengenal dia tanpa muka dan suara, Nona" "Iya, tapi ini beda! Aku kagum luar biasa!" "Apa yang membuat kagum?" "Yang aku tadi katakan, fikirannya luar biasa. Cara pandangnya istimewa, Bob Dylan juga terhitung! Lalu.. saya suka quotasi dan punya dia sangat indah. Itu semua sukses membuat aku senyum di sela-sela tugas kerja!" "WOW, kau membuat aku tersenyum!" "Dia juga membuat aku tersenyum bahkan kagum!". lompat kecil "Bagus" tersenyum. "Lalu?" bingung, berharap. "Akan Aku biarkan dunia tau ceriamu" "Untuk apa?" "Untuk hati yang sudah mulai terbuka" "Lalu?" "Lari, tangkap, itu disana!" mencari. "INI INDAH!" "untuk sebuah 'akhirnya' " "TERIMAKASIH! " tersenyum sangat amat bahagia.  lalu berlari, memegang kamera dan, lagi, tersenyum bahagia. Akhirnya! . . . percakapan dengan Tuhan di rooftop tentang... dia, si akhirnya :) *Manhattan, 11/6/2010, 3:40 pm

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun