Entah apa yang membuat aku memutuskan melakukannya lagi. Entah apa yang membuat aku menggoyahkan keyakinanku dan lemah kembali mengalah.
Aku tau, aku hanya takut sendiri. Aku masih butuh dia disampingku ditengah hari-hari duniawi dan malam yang selalu aku lewati dalam bilik kecil ini. Seakan-akan duniaku sekecil bilik ini, ku taruh semua memori yang terkadang hidup di malam-malam jalang berakhir dengan uraian air mata. Bodohnya, aku masih biarkan Dan masuk ke dunia kecilku ini, berbicara di atas bantal-bantal kita berakhir cumbu pada bibir-bibir jika sudah mulai membeku.
Aku tau aku salah. Senin minggu lalu aku putuskan dia keluar dari duniaku dan air matanya seperti saksi dari ketulusan cintanya untukku. Aku pergi berlari berlagak tak peduli. Bodohnya dia mengejarku lagi pelan namun pasti. Aku goyah. Aku yang salah. Aku biarkan Dan sekali lagi masuk ke duniaku, menyisakan rasa sesal dan tanya menebak apa itu benar cinta atau nafsu.
Atau.. dia hanya tidak tau apa yang dia mau?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H