Mohon tunggu...
khalid al-jihad
khalid al-jihad Mohon Tunggu... mahasiswa -

kulangkahkan kaki, melompat lebih tinggi, kugapai semua mimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anugerah Terindah yang Terabaikan

1 November 2015   21:17 Diperbarui: 2 November 2015   13:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="senyuman manismu, bahagia kami."][/anugerah terindah, photo taken from cbtrust.org.uk]

 

Anak adalah titipan dari sang Maha Kuasa. mereka adalah anugerah terindah bagi para orangtua. Dan inilah yang seharusnya menjadi tanggung jawab para orang tua. Kaderisasi amatlah dibutuhkan, namun hanya kader-kader yang berpotensilah yang dapat berperan bagi negeri ini.

Gambaran anak saat ini, tidaklah sesuai dengan yang seharusnya menjadi haknya itu. Saat ini bukanlah zaman “jahiliyah”, yang menganggap remeh seorang anak perempuan. Bukan juga zaman “Fir’aun” yang membasmi habis anak laki-laki. Namun realita yang ada saat ini, hampir menjadi satu potret yang sama dengan zaman-zaman dahulu. Anak hanya dianggap remeh oleh para orangtuanya. Sudah banyak kasus terhadap anak yang terjadi dilingkungan kita saat ini, mulai dari kekerasan sampai yang paling nista “pencabulan” marak terjadi saat ini.

Puluhan kasus sudah berhasil teridentifikasi oleh pihak yang berwajib sampai saat ini. Namun bukan berarti semua kasus sudah terselesaikan. Tapi yang perlu digaris bawahi bukanlah kinerja dari pihak kepolisian, melainkan apa yang ada dibenak para orang tua yang melakukan kekejian seperti ini.

Pada hakikatnya, Orangtua adalah pendamping, pembimbing dan pengawas bagi anak. Orangtualah yang menjadi saksi bisu pada pertumbuhan buah hatinya. Namun itu semua menjadi hal yang dianggap remeh oleh segelincir orangtua saat ini. Mereka memanfaatkan anaknya hanya untuk memenuhi hawa nafsunya. Nafsu berahi, nafsu harta seolah-olah menjadi tuhan bagi mereka. Sebagian dari mereka, ada yang melakukan pelecehan seksual terhadap anaknya, ada pula yang memanfaatkan tenaga anaknya untuk bekerja keras dan hasilnya dimonopoli oleh mereka.

Kasus yang paling marak saat ini adalah pelecehan seksual atau yang biasa disebut pencabulan terhadap anak dibawah umur. Sudah banyak pelaku yang terseret kedalam bui akibat kasus ini. Korban yang tersangkut dalam kasus ini, beberapa diantaranya berhubungan darah dengan sang pelaku.

Pemerintah telah merancang hukuman yang cocok untuk para pelaku pencabulan ini, yaitu hukuman kebiri. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui penerapan hukuman ini dan segera akan menerbitkan dalam perppunya. Segala sesuatunya telah dipertimbangkan, karena baginya kekerasan terhadap anak dampaknya sudah luar biasa dan sangat tidak manusiawi.

Namun yang menjadi pertanyaan kembali adalah, hukuman ini akan memberi efek jera dari para pelaku?. Harapan memang selalu ada, semoga ini semua dapat meminimalisir bahkan meniadakan tindakan yang keji ini terulang kembali. Dan bagi para orang tua, sayangilah anak-anakmu. Didiklah mereka, jadikanlah mereka sebagai generasi emas penerus keberlangsungan bangsa ini. Dan yakinlah, hanya doa dari anak yang sholehlah yang dapat menyelamatkan kalian dari “azab” neraka jahannam.

“anak adalah anugerah terindah sang maha Kuasa. Mereka adalah titipan bagi para orang tuanya. Mereka bagaikan emas, yang harus disepuh(dididik) terlebih dahulu, baru menghasilkan sesuatu yang amat berharga.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun