Aku ingin menjadi edelweis
Yang cantik dalam keserdehanaan
Menjadi teman bagi ilalang dan rerumputan
Yang indah di pandang
Tapi tak terjamah sembarang tangan
Aku ingin menjadi edelweiss
Perlambang sebuah rasa
Yang sering di sebut orang sebagai “cinta”
Yang suci dan abadi
Yaa…
Aku mencoba menjadi edelweiss
Untuk lelaki yang telah di gariskan tuhan menjadi jodoh ku
Aku ingin ia tangan pertama yang menyentuh ku,
Lalu membawa ku pulang ke rumah nya
Untuk di jadikan teman di sisa hidup nya
Aku tak ingin menjadi bunga lain
Apa pun itu
Yang walau cantik tapi bisa tumbuh di mana saja
Dan semua tangan bisa menjamah nya
Hanya untuk mereka buang kembali ketika ia mulai layu
Edelweiss berbeda..
Setiap orang yang memiliki nya
Akan menyimpan nya
Meskipun ia sudah layu kekuningan
Ia tetap cantik di pandang
Dan masih setia menghiasi sudut ruang di sebuah rumah
Note:
This poem to someone became my first and the only one man in my live
I don’t know who is he, but I believe he is the best one
That God send to guard and love me in the rest of my life
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H