Mohon tunggu...
Zefira Fadryona
Zefira Fadryona Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Universitas Andalas

Saya merupakan Mahasiswa akhir Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas. Saya sangat tertarik dengan bidang media dan content creation. Saat ini saya juga sedang bekerja sebagai Content Creator di salah satu Creative Agency di Kota Padang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Subordinasi Perempuan dalam Film Mulan (2020)

24 Agustus 2023   18:05 Diperbarui: 24 Agustus 2023   18:07 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gender dan jenis kelamin (seks) adalah dua konsep yang sering dianggap sama oleh kebanyakan orang. Namun, kenyataannya, gender dan seks adalah dua hal yang berbeda dari segi dimensinya. (Santrock, 2003: 365). Seks atau jenis kelamin adalah keadaan biologis kelahiran seorang manusia sebagai laki-laki atau perempuan yang juga mengacu pada atribut biologis manusia. Sedangkan, gender adalah perbedaan karakteristik dan ciri-ciri yang dimiliki oleh perempuan atau laki-laki tidak hanya secara biologis tapi juga secara penafsiran sosial dan budaya. (Rahmawati, 2004: 19).

Istilah gender sendiri menurut Oakley (1972) berarti perbedaan atau jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan. Lebih lanjut, Caplan (1987) berpendapat bahwa gender merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan bukan dari struktur biologis, melainkan terbentuk dari proses sosial dan budaya. Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, serta kesamaan dalam hak memperoleh hasil pembangunan. Kesetaraan gender ini terwujud apabila tidak ada diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian keduanya memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, kontrol atas pembangunan, serta menikmati hasil pembangunan secara adil.  Terdapat beberapa indicator kesetaraan gender di antaranya ialah:

  • Akses di sini maksudnya ialah peluang atau kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya tertentu. Misalnya dalam sector pendidikan, setiap guru memiliki akses untuk memperoleh beasiswa melanjutkan pendidikan baik bagi guru perempuan maupun laki-laki secara adil dan setara atau tidak.
  • Partisipasi; Aspek partisipasi ini merujuk pada keikutsertaan seseorang atau kelompok dalam kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan. Misalnya, guru laki-laki maupun perempuan memiliki peran yang sama dalam mengambil keputusan di sekolah atau tidak.
  • Kontrol; Kontrol merupakan kekuasaan atau wewenang untuk mengambil keputusan. Misalnya seorang pemimpin sebagai pengambil keputusan didominasi oleh gender atau tidak.
  • Manfaat; Manfaat adalah kegunaan yang dapat dinikmati secara optimal. Dalam hal ini keputusan yang diambil oleh pemerintah memberikan manfaat yang adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki atau tidak.

Film Mulan (2020) merupakan adaptasi real action dari film animasi Mulan yang diproduksi pada tahun 1998 oleh Disney. Secara garis besar, film ini menceritakan tentang Fa Mulan yang pada saat itu dituntut untuk cepat menemukan jodohnya agar menjadi kebanggan bagi keluarga. Namun, pada saat itu usaha perjodohan Mulan belum berhasil dikarenakan dirinya yang tidak feminine. Kemudian, pada saat itu juga, Kaisar, meminta setiap keluarga di China untuk memberikan satu perwakilan laki-laki untuk menjadi tentara, karena mereka terancam oleh musuh yang besar. Ayah Mulan adalah satu-satunya laki-laki di keluarganya, sehingga dialah yang harus maju sebagai tentara. Meski pada kenyataannya kondisi kesehatan Ayah Mulan tidak baik. Mulan yang menyadari hal itu dihadapkan pada dua pilihan, yang pertama membiarkan ayahnya pergi ke medan perang dengan risiko gugur di sana dan yang kedua untuk berpura-pura menjadi laki-laki dan menggantikan ayahnya. Meski kedua pilihan tersebut memiliki risikonya masing-masing, Mulan kemudian tanpa ragu mengambil pilihan kedua. Keputusan Mulan ini ia dapatkan dengan keberanian yang didukung oleh rasa cinta pada keluarga dan loyalitas pada Negara. Singkat cerita, Mulan beserta pasukan berhasil menumbangkan musuh.

Kisah Mulan ini berhasil merepresentasikan karakter perempuan yang kuat dan tidak lemah seperti bagaimana media biasa merepresentasikan gender perempuan. Pada kisah ini juga terlihat bagaimana sebenarnya budaya patriarki itu tidak hanya merugikan perempuan namun juga laki-laki. Hal ini terlihat dari perintah kaisar yang mewajibkan setiap keluarga mengirim perwakilan satu orang laki-laki, dan ini menjadi tidak adil pada keluarga Mulan yang hanya memiliki satu orang anggota keluarga laki-laki yaitu Ayah Mulan yang tidak bisa pergi karena sudah tua dan sakit, namun mereka tidak memiliki celah untuk bernegosiasi dikarenakan kelaurga yang tidak mengirimkan perwakilan akan mendapatkan hukuman. Hal inilah yang kemudian menyebabkan Mulan harus turun ke medan perang dan berpura-pura menjadi laki-laki.

Mulan mampu menunjukkan feminisme yaitu gerakan untuk menghilangkan dominasi sosial terhadap perempuan di dalam masyarakat dan mendukung adanya kesetaraan gender baik dalam bidang sosial, politik, maupun ekonomi. Keadaan di kekaisaran pada saat itu dengan patriarki yang masih sangat kuat di mana hanya laki-laki yang dianggap mampu turun ke medan perang.  Kemudian, Mulan berhasil menunjukkan keberaniannya yang tidak kalah dengan kaum laki-laki dalam kelompok perang tersebut. Selain itu, Mulan juga rela mempertaruhkan dirinya untuk keluarganya, meskipun ia seorang perempuan. Ditambah lagi, Mulan diminta secara personal untuk menjadi Emperor's Guard dikarenakan ia berhasil melindungi sang Emperor. Hal ini menunjukkan bahwa Mulan berhasil memegang peran sebagai seorang pemimpin dan ini membuktikan bahwa sosok perempuan yang cerdas tentu juga berguna di ranah publik.

Apa yang telah diperlihatkan oleh Mulan kemudian menjadi bukti bahwa wanita juga bisa memiliki keahlian dan keberanian sebagaimana yang dimiliki laki-laki bahkan lebih dan ini dapat menyanggah pemikiran bahwa kaum perempuan tidak dapat atau tidak mampu untuk ikut berperang. Sanggahan inilah yang kemudian dapat menjadi kritik atas landasan mengenai gender yang ada di masyarakat yang secara mayoritas menganut budaya patriarki.

Mulan tidak hanya membuktikan bahwa ia mampu melakukan peran seorang laki-laki melalui kemampuannya untuk berperan dengan adanya niat dan kemauan yang kuat, terlepas dia ialah perempuan maupun laki-laki. Mulan juga menunjukkan bahwa ia dapat bertanggung jawab dan melakukan sesuatu yang benar-benar membawa kehormatan pada keluarganya setelah sebelumnya dianggap gagal karena tidak berhasil menemukan jodoh atau bisa dibilang merupakan tuntutan dari masyarakat di sekitarnya.

Jika dikaitkan dengan kehidupan masa sekarang, masih banyak sekali masyarakat yang menganggap perempuan itu lemah dan tidak mampu bersaing dengan laki-laki. Namun, pada kenyataannya, sudah banyak sekali perempuan hebat yang bahkan bisa melampaui kemampuan laki-laki. Hal ini juga merepresentasikan feminism liberal yaitu kesetaraan hak perempuan dan laki-laki dalam semua aspek kehidupan. Teori feminism liberal ini juga menekankan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tanpa adanya batasan atau kekangan dari public ataupun hukum.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tentu karakter dalam film Mulan ini juga telah menunjukkan adanya kesetaraan gender di mana gender perempuan juga mampu membuktikan dirinya setara dengan laki-laki. Selain itu, ketika semua orang tahu fakta bahwa Mulan sesungguhnya ialah seorang perempuan, mereka tidak semata-mata meremehkan Mulan namun tetap mendukung Mulan. Selanjutnya kesetaraan gender dalam film Mulan akan dijelaskan berdasarkan aspek dari kesetaraan gender ini:

  • Akses; Meskipun awalnya Mulan sebagai perempuan tidak memiliki peluang atau kesempatan untuk menggantikan ayahnya sebagai prajurit perang, Mulan tetap memberanikan dirinya untuk mengambil risiko dalam peperangan tersebut dengan berpura-pura menjadi seorang laki-laki yang kemudian ia pun mampu membuktikan dirinya di sana.
  • Partisipasi; Pada aspek ini tentu saja sudah jelas bahwa Mulan secara aktif dan inisatif mengambil perannya dan ikut serta pada peperangan untuk membela dan melindungi negaranya.
  • Kontrol; Mulan dengan pembuktian dirinya untuk bisa melindungi sang emperor pun juga telah menunjukkan bagaimana kepemimpinannya dan kemampuannya untuk mengambil keputusan di atas teman-temannya.
  • Manfaat; Dalam hal ini dapat dilihat bahwa pada akhirnya Mulan serta pasukan perang mampu melindungi Negara dan memenangi peperangan, hal ini kemudian dapat menjadi akhir yang bahagia bagi Mulan dan keluarganya dan di sisi lain juga tidak merugikan Negara ataupun prajurit laki-laki.

Setelah memahami uraian aspek kesetaraan gender dan menyesuaikan dengan penggambaran karakter Mulan dalam film Mulan (2020) terlihat bahwa terdapat kesetaraan gender dan juga representasi feminism liberal yang tentunya akan menjadi kritik atau sanggahan bagi pemikiran tradisional dan patriarki bahwasannya perempuan akan selalu menjadi subordinasi bagi laki-laki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun