Afrika pernah dijajah selama beberapa dekade tahun (1800-1960) dan setelah 50 tahun lebih kemerdekaan untuk beberapa negara di benua Afrika mengalami kelaparan, kemiskinan, korupsi, dan penyakit yang menjadi permasalahan yang melanda sebagian besar negara-negara di benua tersebut. Citra global Afrika saat ini menjelaskan permasalahan seperti epidemi, kemiskinan, serta keterbelakangan (Dimkpa, 2015).
Mengenai peristiwa kolonialisme serta dampaknya bagi suatu negara merupakan hal yang perlu dikaji dalam hubungan internasional misalnya, kondisi politik Afrika. Berkaitan dengan sejarahnya, benua Afrika merupakan bekas jajahan bangsa Eropa. Permasalahan mengenai keterbelakangan benua Afrika sampai saat ini dianggap sebagai akibat dari adanya kolonialisme tersebut. Secara dalam perspektif eksploitasi sumber alam Kolonialisme terhubung dengan keterbelakangan Afrika mengingat Afrika memiliki cadangan emas yang dieksploitasi oleh Inggris, kayu, dan berlian dari Ghana yang menyebabkan Afrika tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk bangkit dari keterbelakangan akibat penindasan kolonialisme. Selain itu penyebab dari adanya keterbelakangan ini juga disebabkan oleh adanya korupsi di antara pemimpin Afrika yang menjadi ancaman besar bagi sejumlah besar negara-negara di Afrika. Seharusnya Afrika akan jauh berkembang saat ini, namun oleh karena dana yang dikorupsikan tersebut tidak dimanfaatkan dan dimasukkan kembali ke dalam perekonomi dengan menjalankan proyek-proyek yang bermanfaat serta menyokong bagi pertumbuhan ekonomi. Isu keterbelakangan Afrika seolah menarik untuk dikaji lebih dalam dimana dalam hal ini juga berkaitan langsung dengan adanya dinamika penerapan politik Afrika.
Melihat sejarah masa lalu Afrika Selatan misalnya, terdapat bentuk dari adanya politik kolonialisme yang menjadi persoalan Afrika Selatan yang selanjutnya berdampak pada pembangunan politik setelah kolonial. Di dalam politik konstruksi dari politik kolonial memberikan bekas jejak pada dominasi ras atau kelompok tertentu yang berdasarkan pada hubungan dekat dengan pemimpin kolonial di masa penjajahan serta dominasi tersebut kemudian berkelanjutan atau berupaya dipegang dengan kelompok terseut melalui bermacam cara setelah kemerdekaan pada sistem politik baru. Pemberlakuan sistem politik Apartheid menjadi persoalan yang terkenal serta kontroversial di Afrika Selatan atau bahkan menjadikan negara tersebut dikucilkan dalam pergaulan internasional. Kontesk sistem politik Apartheid ini secara harfiah bermakna "pemisahan" Â pada istilah di Afrika Selatan penerapannya pada suatu sistem politik yang melakukan tindak diskriminasi berdasarkan ras (Pradhitama, 2012).
Mayoritas masyarakat yang berkulit hitam diposisikan pada tempat sosial yang sangat rendah dengan minimnya hak-hak politik. Tentunya aliran ini berdampak bagi keberadaan pendidikan serta ekonomi bagi kelompok kulit hitam yang seakan-akan menjadi level kedua sebagai warga negara di bawah minoritas masyarakat yang berkulit putih yang menjadi penguasa atas ekonomi serta politik (Pradhitama, 2012). Kemudian adapun pemberlakuan sistem politik yang ada di Afrika Tengah dengan adanya Elit politik yang mendominasi sistem pemerintahan tersebut.
Beberapa sejarah penerapan politik afrika yang pernah diberlakukan tersebut menjadi penting bagi kita untuk mengkaji dan mempelajari lebih luas mengenai isu permasalahan yang terjadi dan mempengaruhi tatanan internasional. Dengan melihat sejarahnya, sejumlah sistem politik yang pernah ada di Afrika juga memberikan kita penjelasan dan gambaran mengenai klasifikasi sistem politik dan cara yang berbeda di beberapa belahan benua Afrika sehingga hal ini menjadi hal yang menarik dan perlu kita pelajari untuk mengetahui lebih luas tentang kajian hubungan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Dimkpa, P. (2015). Colonialism, Independence and Underdevelopment in Africa. Dalarna: Dalarna University Centre fo African Studies.
Pradhitama, V. (2012). Menggali Keadilan untuk Masa Lalu : Belajar Afrika Selatan. Jurnal Studi Hubungan Internasional , 22-33.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H