Yogyakarta - Bermain video games menjadi hobi yang sangat menyenangkan bagi sebagian orang, khususnya generasi muda. Salah satu permainan yang menjadi favorit generasi muda adalah video game simulasi sepak bola yang diluncurkan oleh Electronic Arts di bawah label EA Sports, yaitu FIFA.
Dimainkan untuk melepas penat dari kesibukan yang dimiliki seseorang, game FIFA acap kali menuai pro dan kontra. Pasalnya, beberapa orang berpendapat memainkan video game hanya membuang-buang waktu dan tidak menghasilkan manfaat apapun.
Grafik dan suara yang disajikan dalam permainan video game acap kali menarik pemain ke dalam dunia imajinatif, di mana mereka menempatkan diri sebagai pahlawan dari dunia di sekitar mereka.
Efek yang diberikan oleh permainan video game, khususnya FIFA sangat beragam. Dikutip pada laman milik National Institutes of Health, sebuah studi menemukan bahwa bermain FIFA dapat berdampak secara positif terhadap sistem stres dan sistem perseptual-kognitif.
Yuk, kita simak dampak positif apa saja yang dapat diberikan oleh permainan FIFA terhadap para pemainnya!
Berdampak pada Kognitif dan Sistem Stres
Studi yang menemukan permainan FIFA dapat berdampak pada kognitif dan hormon pemainnya dilakukan dengan judul "The Effect of FIFA 2015 Computer Games on Changes in Cognitive, Hormonal and Brain Waves Functions of Young Men Volunteers" dan dipublikasikan pada National Library of Medicine (NLM).
Studi tersebut dilakukan dengan melibatkan 32 subjek dengan rata-rata usia 20 tahun dan berpartisipasi dalam permainan komputer FIFA 2015. Hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan saliva para pemain sebelum dan sesudah melakukan permainan, serta merekam sinyal elektroensefalografi (EEG) saat relawan bermain.
Para neurosains kognitif yang bekerja dalam studi ini menemukan bahwa permainan FIFA dapat memengaruhi seseorang secara positif terutama pada sistem stres dan sistem perseptual-kognitif. Namun, dampak yang diberikan oleh permainan FIFA tidak menyebabkan perubahan yang signifikan.
Kendati demikian, para peneliti tetap mendapati adanya perubahan dalam uji kognitif, hormonal, serta gelombang otak setelah para relawan bermain FIFA. Kinerja perseptif dan kognitif yang dinilai dalam studi ini adalah kesehatan kognitif umum, keterlambatan respons, pemeliharaan perhatian, dan kelelahan mental.
Keterlibatan Mental yang Dapat Tingkatkan Komunikasi