Sekolah Kolese Kanisius telah membawa diri saya untuk belajar menulis sebagai bagian dari kehidupan diri saya sendiri. Semua dimulai dengan tugas-tugas Bahasa Indonesia yang harus dikerjakan untuk mencapai nilai tertentu. Tentunya saya tidak gemar menulis pada saat itu, dan pelajaran Bahasa Indonesia menjadi sebuah bagian dari hari saya yang membosankan sekali.
Perjalanan saya berkenalan dengan menulis dimulai dengan tugas perbaikan saya untuk mencapai nilai yang maksimal di akhir tahun. Pada saat itu menulis masih belum menjadi bagian dari kegemaran saya, namun saya terpaksa untukbersungguh-sungguh demi mencapai nilai yang terbaik untuk menyelesaikan tahun ajaran saya. Saya mersa sedikit perasaan damai dimana saya harus menulis, mengetik dan berpikir untuk mendapatkan rangkaian kata-kata yang menyentuh hati. Namun, perasaan tersebut lewat dengan cepat dan saya pun belum sempat menyadarinya.
Pada saati itu, teman-teman saya pun juga tidak menyukai menulis, hal ini membuat saya dan teman-teman saya tidak dapat melihat menulis dari hal lain selain sebuah tugas yang membosankan. Hari-hari saya pun sangat ketat dan teratur, meluangkan sedikit waktu untuk menulis bukanlah hal yang dapat saya lakukan semena-mena, kekacauan yang dihasilkan dari sedikit kesalahan pada jadwal saya semakin menumbuh juga ketidakinginan saya untuk menulis.
Namun, meskipun menulis terasa seperti beban pada awalnya, tugas-tugas tersebut memaksa saya untuk melibatkan diri lebih dalam dalam proses berpikir dan berkomunikasi. Tugas menulis di Kolese Kanisius bukan hanya sekadar kewajiban akademis, melainkan juga merupakan bagian dari pembelajaran yang membentuk pola pikir dan jati diri saya. Meskipun saya masih merasa terpaksa, saya mulai menyadari bahwa menulis dapat untuk menjadi alat yang kuat dalam menyampaikan ide gagasan, Â dan perasaan saya.
Setiap tugas yang diberikan, meskipun tampaknya membosankan, memiliki tujuannya masing-masing. Saya belajar untuk memahami struktur teks, cara menyusun argumen dengan jelas, dan pentingnya memilih kata yang tepat. Proses ini bukan hanya sekadar latihan mekanis; itu adalah upaya untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Saya mulai melihat bagaimana tulisan bisa menggugah pemikiran dan merangsang imajinasi, bukan hanya sekadar memenuhi syarat nilai.
Dalam perjalanan ini, saya mulai merasakan perubahan kecil namun signifikan dalam diri saya. Ketika tugas menulis datang, walau rasa bebannya belum hilang saya masih dapat melwatinya dengan baik, khususnya saat pikiran saya sudah terjun menjadi bagian dari aspirasi saya. Saya mulai mencoba pendekatan yang berbeda, menggabungkan gaya pribadi dengan aturan penulisan yang diajarkan. Momen-momen di mana saya merasa benar-benar terhubung dengan apa yang saya tulis menjadi lebih sering. Saya menemukan kepuasan dalam mengolah kata-kata menjadi sebuah narasi yang mengesankan.
Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas menulis tidak hanya terletak pada mendapatkan nilai yang baik, tetapi juga pada pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan kemampuan kita. Saya mulai menyadari bahwa menulis adalah cerminan dari cara saya berpikir dan merasakan dunia di sekitar saya. Setiap kata yang saya pilih dan setiap kalimat yang saya susun menjadi bagian dari perjalanan pribadi saya untuk memahami dan menyampaikan pandangan saya.
Dengan segala tantangan dan keterbatasan yang ada, tugas menulis di Kolese Kanisius telah membuka mata saya terhadap potensi dan kekuatan menulis. Saya belajar bahwa menulis bukan hanya tentang memenuhi ekspektasi akademis, tetapi juga tentang menemukan suara dan makna di dalam diri saya. Meskipun perjalanan ini dimulai dengan rasa terpaksa, saya kini menyadari bahwa menulis adalah sebuah seni dan keterampilan yang sangat berharga, yang akan terus membentuk dan mempengaruhi cara saya berpikir dan berkomunikasi di masa depan.
Dengan tugas menulis yang telah dibawa dengan perjalanan akademis saya di Kolese Kanisius pun saya berharap bahwa saya dapat lebih lagi mencintai menulis, memahami diri saya lebih lagi dan menjadi seseorang yang mendewasakan diri melalui "tugas" menulis saya, membawa pengalaman ini sebagai bekal untuk tantangan-tantangan yang akan saya hadapi di masa depan nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H