Sekitar masa perang Kemerdekaan, disela kesibukan perang didapati seorang Kapten dan Kopral yang keduanya sedang kelaparan .
Sang Kopral :  "Kapten. Sebaiknya kita bergegas mencari tempat yang aman. Kompeni telah mencium keberadaan kita"
Sang Kapten : "Tapi saya sudah mandi koq"
Sang Kopral : "Bukan itu maksudnya. Tapi mereka sudah mengetahui posisi kita"
Sang Kapten :Â "Oh. Kalo begitu. Kita harus cepat sembunyi"
Sang Kopral :Â "Betul Kapten. Tapi di mana?"
Sang Kapten : "Di sana saja", sambil menunjuk suatu bangunan
Sang Kopral : "Tapi itu kan Warteg"
Sang Kapten : "Saya lapar banged. Tenang saja . Saya baru dapat kiriman dari kampung. Kali ini, kamu yang traktir yaa" , rayunya pada Sang Kopral .
Sang Kopral : "Lho? Koq saya sih ? Katanya?"
Sang Kapten :Â Â Â "Ayo kita let's go. Habis ini kita jajan di pasar malam. Tenang. Nanti giliran saya yang kamu traktir lagi"
Sang Kopral : "Lho???" sambil mikir kok gw lagi.
Kedua tentara itu bergegas menuju ke sebuah Warteg. Mata mereka awas. Clingak-clinguk ke kanan kiri. Dan kini, mereka tengah terduduk di sebuah dipan bambu di belakang gerobak Bakso.
Sang Kopral :Â "Lha. Kapten. Katanya mau ke Warteg"
Sang Kapten : "Mang. Nasi gorengnya dua ya. GPL"
Pedagang : "Maap Pak. Saya jualan Bakso"
Sang Kapten : "Ya sudah. Siomay saja"
Pedagang :Â "Pak. Saya cuma jualan Bakso"
Sang Kapten :Â Â "Kupat Tahu ada?"