Dalam pidato pembukaan, Menteri Sandiaga Uno menyampaikan tujuan dari acara ini yaitu bagian dari upaya kembangkan pariwisata di kawasan Danau Toba dan berharap potensi yang digali dari kawasan ini, khususnya bidang budaya dan alamnya dapat terus berlanjut sehingga bisa memberikan pengaruh positif bagi lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Menteri Sandiaga meski dari video konferensi tampak semangat dengan program yang ia dan tim jalankan, terbukti dari ajakan rumus bagi para industri kreatif dan pariwisata sebelum menutup video konferensinya agar tetap 3G, Gercep (gerak cepat), Geber (gerak bersama) dan Gaspol (gali semua potensi untuk bertahan).
Sedangkan rumus pelaksanaan peningkatan potensi DPSP dilakukan dengan rumus 3T, yaitu: Tepat sasaran, Tepat waktu, dan Tepat manfaat.
Oiya sebelumnya, di awal acara ada rangkaian kata sambutan dari beberapa pejabat terkait yang disampaikan melalui video konferensi.
Ada dari perwakilan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, perwakilan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, anggota DPR Sofyan Tan dan Djohar Arifin Husin, Kepala Dinas Pariwisata Sumut Zumry Sulthony serta Direktur UNESCO Jakarta Mohammed Djelid.
Konferensi yang diadakan di ruang terbuka TB Silalahi Center, Balige juga dihadiri dua Bupati dari 7 Bupati kawasan Danau Toba yang diundang yaitu Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu dan Bupati Karo Cory Sebayang.
Nah, sebelum sampai ke acara puncak, ada Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF, Rizki Handayani yang kembali menguatkan tujuan dan konsep dari perhelatan kelas internasional ini.
Tentunya, ujar Rizki, dengan mengedepankan kearifan lokal dan pelestarian lingkungan, berharap wisatawan datang ke Danau Toba tidak hanya untuk berwisata tapi juga berikan kontribusi dalam pemanfaatan lingkungan dan konservasi budaya.
Rizki juga menyampaikan bahwa KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF telah membuat travel pattern atau jalur wisata tematik, dimana konsep ini diperuntukkan bagi wisatawan yang datang ke Danau Toba hanya untuk sehari-dua hari saja.
Konferensi Internasional "Heritage of Toba" dilaksanakan dengan menerapkan CHSE atau Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability. Dan aku baru tahu konsep CHSE ini, bahkan diterapkan KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF sebagai syarat pelaku industri kreatif dan pariwisata dalam menjalankan usahanya di masa pandemi.
Dan kawasan wisata Danau Toba telah mendapatkan sertifikat CHSE, sehingga berikan keamanan dan kenyamanan saat berkegiatan di tengah pandemi.