Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh pada balita karena kekurangan gizi terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting masih menjadi salah satu masalah gizi di Indonesia, dimana Jawa Timur merupakan provinsi dengan angka prevalensi diatas rata-rata prevalensi nasional yaitu 9,5%. Pada bulan Agustus dan September 2022 terjadi lonjakan angka stunting di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang. Mahasiswa KKN MBKM Membangun Desa Universitas Negeri Malang sigap melakukan penanggulangan stunting melalui edukasi dengan media lembar balik di setiap posyandu Desa Purworejo.
Kegiatan tersebut dilakukan selama empat hari sesuai jadwal pelaksanaan posyandu di setiap dusun. Posyandu Dusun Tokol dilaksanakan tanggal 4 Oktober 2022, posyandu Dusun Jeruk dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2022, posyandu Dusun Binangsri dilaksanakan tanggal 11 Oktober 2022, dan posyandu Dusun Pakan dilaksanakan tanggal 12 Oktober 2022. Peserta dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu balita dan ibu hamil yang berjumlah 136 orang. Sebelum dilakukan edukasi, peserta yang terdiri atas mengerjakan soal pre-test untuk mengukur pemahaman mereka berkenaan dengan stunting.
Selanjutnya dilakukan penyampaian materi oleh Siti Zumrotul Aliyah (Rotul), yaitu mahasiswi Departemen Biologi UM angkatan 2019 yang juga berperan sebagai koordinator program kerja ini. Rotul memaparkan betapa bahayanya dampak yang ditimbulkan atas kejadian stunting yang dialami anak-anak, diantaranya pertumbuhan anak yang tidak optimal, terganggunya perkembangan mental, intelektual, dan kognitif, menurunkan kapasitas fisik dan produktivitas, dan rentan terkena penyakit.
Dampak yang ditimbulkan oleh stunting tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu status gizi ibu hamil yang buruk, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), usia ibu hamil yang terlalu muda (<21 tahun), kehamilan pertama yang terjadi di usia ibu yang terlalu tua (>35 tahun), pemberian ASI eksklusif yang tidak maksimal, kebutuhan gizi anak tidak tercukupi, terbatasnya akses pelayanan kesehatan, dan rendahnya akses sanitasi dan air bersih.
Berbagai faktor permasalahan yang menyebabkan kasus stunting tersebut dapat diatasi dengan berbagai tindakan penanggulangan. Penanggulangan stunting ini sangat efektif dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan meliputi 270 hari selama kehamilan, dan 730 hari pertama setelah bayi yang dilahirkan.Â
Beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya pemenuhan gizi bagi ibu hamil, pemberian ASI ekslusif sampai umur 6 bulan, pemberian MPASI dalam jumlah cukup dan berkualitas setelah umur 6 bulan, memantau pertumbuhan balita di posyandu dan imunisasi, pemberian makanan sesuai pola isi piringku, dan penyediaan akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai.
Setelah pemaparan materi, peserta menjawab soal post-test yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka. Kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab berhadiah. Tampak semua peserta antusias menjawab pertanyaan untuk memperebutkan 20 hadiah yang telah disediakan.