Mohon tunggu...
Ita C
Ita C Mohon Tunggu... karyawan -

Mencintai alam dan mencoba untuk kembali menulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti

Selanjutnya

Tutup

Money

Memulai dari NOL Terus Jika Tak Ada Perencanaan Pendidikan

29 Oktober 2015   16:46 Diperbarui: 29 Oktober 2015   16:48 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hal ini banyak kisah kisah mengharukan tentang buah hati kita yang kadang tak bisa meneruskan pendidikannya bahkan di jenjang terendah (TK/SD) .

Terkadang anak anak berjuang untuk membantu orangtua, menggantikan orang tua mencari nafkah, sehingga harus merelakan masa masa pendidikan yang seharusnya mereka terima .

Apakah kita tidak tergerak untuk membantu mereka? Kita pasti tergerak membantu anak anak itu ,Tapi sampai kapan?  

Apa daya jika orangtua mereka tidak bisa membantu anak anak mereka mengenyam pendidikan yang seharusnya mereka terima…

Atau jika para orangtua ada yang mampu untuk menyekolahkan anak anaknya sampai ke jenjang tertinggi, tapi tidak dengan cara yang mudah … kadang diperlukan keringat yang sangat deras untuk sekedar menaikkan taraf kehidupan keluarga dengan PENDIDIKAN ANAK.

Misal sudah lulus SD harus ke SMP, berarti memulai kembali menghitung dari NOL berapa biaya yang harus dikeluarkan saat anak SMP. Berlanjut ke jenjang SMA, kembali dari NOL juga menghitung biayanya. Dan seterusnya sampai ke jenjang yang lebih tinggi.

Ada pendidikan anak Formal dan pendidikan anak Non Formal.

Untuk pendidikan anak Non formal seperti menari,menyanyi ,dll mungkin dengan mudah diterapkan , karena tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal.

Lalu bagaimana anak anak bisa mengekspresikan hobby mereka, keahlian non formal mereka? Paling tidak kalau ada kakak kakak sebagai relawan yang mau membagi ilmu ke adik adik yang memiliki hobby pada pendidikan non formal.

pendidikan FORMAL

Apakah ada sebuah lembaga yang bisa membantu perencanaan pendidikan bagi anak anak yang mampu berjuang tetapi tidak memiliki biaya ? Apakah ada sebuah organisasi yang mampu memberikan perhitungan untuk merencanakan pendidikan anak agar tidak selalu memulai dari NOL jika anak anak menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya?

Untuk para orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya, tetapi bingung menyusun rencana pendidikannya? Karena Menabung saja tidak cukup.. kita butuh gambaran untuk kebutuhan pendidikan si buah hati untuk pendidikan masa depan mereka.

“Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh ZAPFIN Research Division, rata-rata kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 15 persen per tahun.”

Daripada kita susah payah mengulang kembali dari NOL untuk biaya pendidikan buah hati kita saat akan memasuki tahun ajaran baru,atau jenjang pendidikan baru.. 

AXA MANDIRI memiliki sebuah solusi yang begitu terencana… Asuransi Pendidikan yang diperlukan untuk merencanakan masa depan si buah hati.

Solusi Pendidikan :

Solusi ini memberikan manfaat besar dengan adanya manfaat Asuransi pendidikan yang dirancang sesuai prinsip syariah dengan pengembangan dana untuk pendidikan anak, sehingga upaya Anda mengelola keuangan tidak terpengaruh oleh kejadian tidak terduga dan cita-cita masa depan anak Anda dapat tercapai tanpa hambatan. 

Besarnya biaya pendidikan akan mempengaruhi saat memilih sekolah untuk buah hati kita. Tentunya sebagai orang tua ingin anak-anak mendapatkan sekolah hingga perguruan tinggi yang sesuai dengan potensinya dan membantu anak dalam mewujudkan cita-cita mereka.  Hitung dan siapkan biaya pendidikan yang dibutuhkan guna masa depan anak yang cerah dengan kalkulator pendidikan, sekarang! 

 

Sumber :

https://www.axa-mandiri.co.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun