Mohon tunggu...
Zainuddin El Zamid
Zainuddin El Zamid Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Menulis apa saja yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PCNU Lingga Hidupkan Tradisi Barzanji

19 Oktober 2024   19:43 Diperbarui: 19 Oktober 2024   19:55 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/Kegiatan PCNU Lingga

Tradisi Barzanji merupakan salah satu kekayaan budaya Islam yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Melayu, khususnya di wilayah Kesultanan Lingga. Tradisi ini telah diwariskan oleh para leluhur sejak dahulu sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. 

Barzanji adalah rangkaian doa dan syair pujian yang bercerita tentang perjalanan hidup Nabi, dari kelahirannya hingga perjuangannya dalam menyebarkan Islam. Biasanya, Barzanji dibacakan dalam acara-acara besar seperti peringatan Maulid Nabi, kelahiran bayi, pernikahan, khataman Al-Qur'an, atau acara-acara adat lainnya yang memiliki nuansa keislaman.

Di Kesultanan Lingga, tradisi Barzanji sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan diadakan dengan khidmat pada berbagai kesempatan. Selain menjadi bentuk ibadah, tradisi ini juga memiliki peran penting dalam menjaga harmoni sosial dan spiritual di kalangan masyarakat. 

Barzanji sering dilantunkan bersama-sama, menciptakan suasana penuh rasa persatuan dan kesucian. Dengan irama dan nada yang khas, lantunan Barzanji mampu menghadirkan keagungan dan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT serta kecintaan kepada Nabi Muhammad.

Namun, yang memprihatinkan adalah tradisi ini kian jarang diikuti oleh kalangan muda. Sebagian besar yang tertarik mendalami Barzanji berasal dari generasi yang lebih tua, yang memiliki kecintaan mendalam terhadap tradisi ini. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin Barzanji akan semakin pudar dan hilang, menyisakan hanya kenangan tentang sebuah tradisi besar yang pernah ada. Padahal, tradisi ini adalah salah satu warisan keislaman lokal yang sangat kaya akan nilai spiritual dan kebersamaan.

Upaya melestarikan Barzanji tidak sekadar menjaga ritual budaya, tetapi juga merupakan tanggung jawab untuk terus meneruskan ajaran agama dan menghormati warisan para leluhur. Kita tidak boleh membiarkan tradisi ini hilang hanya karena dianggap kuno atau tidak relevan. 

Apalagi, sering kali muncul pandangan yang salah kaprah bahwa tradisi seperti Barzanji tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad. Padahal, inti dari Barzanji adalah shalawat---pujian dan doa kepada Nabi Muhammad, yang merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Allah SWT sendiri dalam Al-Qur'an berfirman, "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. Al-Ahzab: 56).

Jadi, mengamalkan tradisi Barzanji sesungguhnya adalah bentuk kecintaan kepada Nabi dan bagian dari perintah Allah untuk bershalawat kepada beliau. Allah dan para malaikat-Nya saja bershalawat kepada Nabi, tentu umatnya juga diperintahkan untuk melakukannya. Dengan menghidupkan kembali tradisi Barzanji, kita tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menjalankan amalan yang berpahala.

Beruntung, saat ini sudah mulai ada upaya dari berbagai pihak untuk menjaga agar tradisi Barzanji tidak lenyap begitu saja. Salah satu organisasi yang aktif menghidupkan kembali Barzanji adalah Nahdlatul Ulama (NU). Mereka mengadakan berbagai kegiatan yang melibatkan generasi muda untuk belajar dan mengamalkan tradisi ini. Ini langkah yang sangat positif, karena semakin banyak anak muda yang belajar Barzanji, semakin besar peluang tradisi ini untuk tetap hidup dan berkembang di masa depan.

Keterlibatan generasi muda sangatlah penting. Tanpa mereka, tradisi seperti Barzanji hanya akan menjadi milik orang tua, dan lama-kelamaan bisa saja hilang. Generasi muda perlu dibekali dengan kesadaran akan pentingnya menjaga tradisi keislaman lokal yang sudah diwariskan oleh para leluhur. Ini bukan hanya soal menjaga budaya, tapi juga tentang menjaga identitas dan warisan Islam yang kaya di wilayah Melayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun