Mohon tunggu...
Zainuddin El Zamid
Zainuddin El Zamid Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Menulis apa saja yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kitab Nashaihul 'Ibad dan Dr. Joe Dispenza

2 Oktober 2024   17:20 Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:25 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, seperti biasa, saya membacakan kitab Nashaihul Ibad di hadapan santri mahasiswa, sebuah kitab yang sangat kaya dengan nasihat dan petuah hidup.

Di tengah pembacaan, ada satu pesan yang benar-benar menyentuh:

"Wa man ahsana sarriratahu ay dhamira qalbihi ahsana Allahu 'alaniyatahu, fa dhahiru yadullu 'ala baatin."

Artinya: "Barang siapa yang memperbaiki batinnya, yaitu hati nuraninya, maka Allah akan memperbaiki lahiriahnya. Yang tampak (zahir) adalah cerminan dari yang tersembunyi (batin)."

Pesan ini penting karena mengajarkan bahwa apa yang ada di dalam diri kita, di hati kita, akan terpancar ke luar. Batiniyah dan lahiriyah ternyata memiliki hubungan yang begitu erat. Apapun yang kita rasakan, apapun niat dan pikiran yang kita simpan dalam hati, semuanya akan terwujud dalam tindakan dan sikap kita. Jika hati kita bersih, tulus, dan penuh kasih, maka tindakan kita di dunia luar juga akan mencerminkan kebaikan yang sama.

Hubungan Batin dan Lahiriyah dalam Perspektif Spiritual

Dalam perspektif spiritual, batin seringkali dianggap sebagai pusat dari semua hal yang terjadi di hidup kita. Ketika hati kita penuh dengan kebaikan dan kebersihan niat, tindakan kita secara alami akan mengikuti. 

Sebaliknya, ketika batin kita dikuasai oleh keburukan, dendam, atau niat yang kurang baik, itu juga akan terlihat dalam cara kita bersikap dan berperilaku.

Dalam banyak ajaran agama, menekankan pentingnya memperbaiki hati sebagai sumber dari semua perilaku. Dengan memperbaiki batin, seseorang sebenarnya sedang memperbaiki keseluruhan dirinya. 

Ibarat sebuah pohon, akar yang sehat akan menghasilkan buah yang baik. Demikian juga dengan diri kita; hati yang sehat dan tulus akan melahirkan tindakan yang penuh kebaikan.

Korelasi dengan Energi dan Vibrasi Positif

Ketika kita berbicara tentang hubungan antara batin dan lahiriyah, kita juga bisa mengaitkannya dengan konsep energi dan vibrasi positif yang belakangan sering dibicarakan dalam banyak wacana modern dan di kelas-kelas pemberdayaan diri. 

Pikiran, perasaan, dan niat kita adalah bentuk energi yang kita pancarkan ke dunia luar. Apapun yang kita rasakan dalam batin, itu akan mempengaruhi vibrasi yang kita hasilkan.

Energi positif yang berasal dari pikiran dan perasaan yang tulus, penuh kasih, dan optimis, akan menarik hal-hal baik dalam hidup kita. Sebaliknya, energi negatif dari hati yang dipenuhi kebencian, kecemasan, atau dendam, akan menarik hal-hal yang serupa ke dalam hidup kita. 

Ini adalah hukum alam, seperti cermin: apa yang kita kirimkan ke dunia akan kembali kepada kita dalam bentuk yang sama.

Hal ini juga erat kaitannya dengan ajaran spiritual bahwa kebersihan batin akan mencerminkan kehidupan lahir yang lebih baik. Mengendalikan hati, pikiran, dan emosi kita adalah kunci untuk hidup yang lebih harmonis, damai, dan penuh keberkahan.

Becoming Supernatural Karya Dr. Joe Dispenza

Saat ngaji tadi pikiran saya langsung melayang pada buku yang pernah kubaca, karya Dr. Joe Dispenza berjudul Becoming Supernatural. Buku ini, meskipun berasal dari sudut pandang ilmu pengetahuan modern, memiliki banyak kesamaan dengan ajaran-ajaran spiritual yang membahas tentang hubungan batin dan lahiriyah.

Dalam Becoming Supernatural, Dispenza menguraikan bagaimana pikiran kita memiliki kekuatan luar biasa dalam membentuk realitas yang kita alami. 

Ia menjelaskan bahwa melalui meditasi dan latihan pengendalian diri, kita bisa mengubah pikiran dan perasaan kita sehingga menciptakan realitas baru yang lebih baik. Konsep yang diangkat oleh Dispenza adalah bahwa kita bisa "menjadi supernatural" dengan memahami cara kerja energi di sekitar kita dan dalam diri kita.

Pengajian Nashoihul Ibad oleh Zainuddin El Zamid 
Pengajian Nashoihul Ibad oleh Zainuddin El Zamid 

Salah satu bagian yang sangat berkesan dari buku ini adalah penjelasan tentang bagaimana perasaan, emosi, dan pikiran negatif menciptakan "resonansi" negatif dalam tubuh kita, yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Sementara itu, emosi positif seperti cinta, syukur, dan ketenangan bisa meningkatkan kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

Dispenza juga menyebutkan bahwa vibrasi positif yang kita hasilkan dari perasaan cinta dan kebahagiaan akan memperluas medan elektromagnetik kita, yang pada gilirannya akan menarik pengalaman-pengalaman positif dalam hidup. Ini sangat selaras dengan pesan dalam Nashaihul Ibad, di mana kebersihan hati atau batin (energi internal) akan memperbaiki apa yang tampak di luar, yaitu tindakan dan kondisi lahiriah kita.

Wallahua'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun