Mohon tunggu...
Zainuddin El Zamid
Zainuddin El Zamid Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Menulis apa saja yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siyasat an-Nafs: Kunci Kepemimpinan Berintegritas

8 Agustus 2024   22:48 Diperbarui: 8 Agustus 2024   22:48 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keriuhan politik dan perebutan jabatan yang sering terjadi di kalangan pejabat negara dan petinggi ormas, konsep "Siyasat an-nafs" atau perbaikan jiwa, menjadi sangat relevan dan mendesak. Agama, yang sering dianggap sebagai pedoman moral dan etika, sangat menekankan pentingnya tahap ini, menjadikannya bukan hanya anjuran tetapi sebuah kewajiban bagi setiap individu.

Menurut pemikiran Ibnu Sina dalam "An-Najah" dan pandangan serupa dari Qadhi Adud Al-Iji dalam "Risalah Akhlak", serta refleksi oleh Al-Ghazali, semua menunjukkan bahwa perbaikan jiwa adalah fondasi yang harus diperkuat sebelum mengambil peran lebih besar dalam masyarakat. 

Seperti yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad, "Jika mendoakan yang baik maka harus mendahulukan diri sendiri sebelum orang lain," mengisyaratkan pentingnya introspeksi dan self-improvement sebelum berusaha memperbaiki atau memimpin orang lain.

Di zaman saat ini, di mana godaan kekuasaan dan kekayaan sangat besar, penting untuk mengingat bahwa kegagalan dalam mengelola diri sendiri akan memperburuk ketika dihadapkan pada situasi yang penuh dengan godaan material. Rakus menjadi pintu gerbang menuju korupsi. Hal ini bukan sekedar masalah pribadi, tetapi sebuah isu yang bisa mengganggu integritas dan keberlangsungan lembaga-lembaga negara dan organisasi masyarakat.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu, terutama mereka yang berada dalam posisi kepemimpinan atau yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki arena tersebut, untuk terlebih dahulu menyelesaikan "Siyasat an-nafs." Membangun fondasi karakter yang kuat tidak hanya akan melindungi dari perilaku koruptif tetapi juga memungkinkan mereka untuk memimpin dengan contoh yang baik dan mempromosikan etika yang baik di lingkungan sekitar mereka.

Dalam realitas politik saat ini, dimana integritas sering kali dikalahkan oleh ambisi, mengingat kembali prinsip-prinsip ini dan menerapkannya bukan hanya akan menyelamatkan individu dari kejatuhan moral tetapi juga bisa menjadi langkah penting dalam memulihkan kepercayaan publik terhadap institusi dan memperkuat fondasi demokrasi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun