Dengan cinta yang lebih dan ditujukan kepada Allah, jiwa berkurban akan mengikuti secara otomatis---bukan hanya berkurban hewan, tetapi mengurbankan segala aspek dalam kehidupan kita, seperti harta, jabatan, dan kekuasaan demi kesejahteraan umat dan tegaknya keadilan.
Kecintaan Nabi Ibrahim kepada Allah membuatnya diangkat menjadi kekasih Allah. Nabi Ibrahim pernah ditanya,
 " "
"Karena sebab apa Allah menjadikan kamu sebagai kekasih?" Ia menjawab,
 ": : "
"Sebab tiga perkara: Aku lebih memilih perintah Allah di atas perintah selain Allah." Selanjutnya, Nabi Ibrahim berkata,
" " (
"Dan aku tidak pernah meresahkan perkara yang telah Allah jamin untukku", artinya ia tidak khawatir atas rezeki yang Allah telah jamin. Terakhir, beliau berkata:
" "
" Aku tidak makan malam dan tidak makan siang, kecuali bersama tamu", ini menggambarkan keramahannya yang luar biasa.
Dalam hidup ini, sebagaimana Nabi Ibrahim, kita diajak untuk tidak hanya memfokuskan diri pada kepentingan pribadi, tetapi juga pada bagaimana kekayaan, kekuasaan, dan kemampuan kita dapat digunakan untuk kebaikan bersama.