Mohon tunggu...
Zea Rachmanda
Zea Rachmanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya adalah seorang yang ceria dan suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

16 Maret 2024   21:32 Diperbarui: 17 Maret 2024   03:25 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" adalah buku yang menarik perhatian saya sejak pertama kali melihatnya di berbagai media sosial. Terjemahan dari karya asli Mark Manson, "The Subtle Art of Not Giving a F*ck", buku ini menyuguhkan sebuah pandangan yang segar terhadap bagaimana kita bisa hidup dengan lebih autentik dan membebaskan diri dari tekanan-tekanan yang seringkali kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

          Buku ini tidak pernah menyuguhkan dirinya sebagai panduan kebahagiaan instan atau buku motivasi yang penuh dengan kata-kata manis yang membuat kita merasa terdorong sejenak. Sebaliknya, Mark Manson dengan pendekatan naratifnya tegas mendorong orang-orang tidak nyaman dari kejujuran, atau istilahnya people pleaser. Ia langsung menyerang stereotip tentang motivasi diri yang penuh dengan klise dan menyatakan bahwa sebenarnya kita tidak bisa memecahkan semua masalah kita dan tidak selalu harus mencari kebahagiaan.

          Salah satu titik berat dari buku ini adalah bahwa kita seharusnya lebih selektif dalam menentukan apa yang penting bagi kita. Bukan hanya tentang menghilangkan stres atau kekhawatiran, tetapi lebih pada menemukan apa yang benar-benar memiliki nilai bagi kehidupan kita. Manson menekankan pentingnya memilih untuk peduli pada hal-hal yang benar-benar berarti bagi kita, bukan sekadar memperhatikan apa yang tampaknya penting menurut norma-norma sosial atau ekspektasi orang lain.

          Pengalaman hidup pribadi Mark Manson memberikan gambaran yang sangat kuat pada buku ini. Ia berbagi kisah-kisah pribadi, kesalahan yang pernah ia buat, dan perjuangannya dalam menemukan makna dalam hidupnya sendiri. Dalam setiap babnya, Manson menyuguhkan cerita-cerita yang menyentuh dan menyadarkan kita akan realitas yang seringkali kita hindari.

          Salah satu hal yang saya sukai dari buku ini adalah kedalaman analisisnya terhadap konsep-konsep yang seringkali kita anggap sepele. Misalnya, Manson membahas tentang kegagalan dan bagaimana pandangan kita terhadapnya dapat mempengaruhi bagaimana kita melihat diri sendiri dan hidup kita secara keseluruhan. Ia juga membahas tentang kematian dan bagaimana menyadari ketidakmampuan kita untuk mengendalikannya dapat membantu kita menghargai hidup dengan lebih baik.

          Gaya penulisan Mark Manson sangat tegas dan lugas. Ia tidak mengelak untuk menggunakan kata-kata kasar atau bahasa yang keras untuk menyampaikan poin-poinnya. Meskipun dari pemilihan judul buku ini terkesan kontroversial, tetapi ini sekaligus menjadi kekuatan buku ini. Gaya penulisannya yang langsung ke pokok permasalahan tanpa banyak basa-basi membuat pesan-pesannya lebih mengena dan mudah diingat.

          Meskipun buku ini memiliki banyak kelebihan, tetapi buku ini juga tidak luput dari kekurangannya. Salah satunya adalah bahwa beberapa pembaca buku ini mungkin merasa terlalu tersinggung dengan gaya penulisan yang frontal dan jujur ala Mark Manson. Selain itu, meskipun pesan-pesannya kuat, namun terkadang ia terlalu menekankan pada konsep yang sama secara berulang-ulang dalam buku ini, sehingga terkesan sedikit monoton.

          "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" adalah buku yang menggetarkan dan memberikan pandangan baru tentang bagaimana kita bisa hidup dengan lebih autentik dan bahagia. Dengan gaya penulisan yang tegas dan lugas, Mark Manson berhasil menyampaikan pesan-pesannya dengan kuat dan menggugah. Meskipun tidak mudah untuk menerima beberapa konsep yang ia sampaikan, namun buku ini berhasil membuat saya merenung dan mempertanyakan kembali nilai-nilai yang saya pegang dalam hidup. Bagi siapa pun yang ingin menjalani hidup dengan lebih bermakna dan membebaskan diri dari tekanan-tekanan yang tidak perlu, buku ini layak untuk dibaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun