Mohon tunggu...
Jefrey Zakharia
Jefrey Zakharia Mohon Tunggu... -

penulis amatir yang masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemakaman Sang Peneror

21 April 2011   20:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:32 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya termasuk orang yang mengikuti perkembangan berita mengenai terorisme di tanah air dan pada hari ini saya membaca berita terkait bom cirebon 15 April 2011 lalu dimana jasad Syarif ditolak untuk dimakamkan di cirebon oleh warga. Terakhir saya simak di TV, Abdul Gofur ayah dari Syarif ini berniat untuk menguburkan jasad anaknya di jakarta atau mengkremasi jasad anaknya apabila tidak ada pilihan lain.


kisah dari Syarif terasa sangat kontras dengan pemakaman Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono, dua tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan Densus 88 di Jati Asih, Bekasi pada tahun 2009 lalu. Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono justru dimakamkan layaknya pahlawan dan tercatat dalam prosesi pemakaman, ribuan aktivis Islam memadati jalan raya Brengosan, Kabupaten Sragen sambil memekikkan "Allahu Akbar! Allahu Akbar!" juga dibentangkan spanduk "Selamat Datang Pahlawan Islam As Syahid Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono. Jihad still continue..."


Mungkin Syarif pernah berkhayal bahwa pemakamannya akan serupa dengan pemakaman Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono, dimana jasadnya disambut bagai pahlawan namun Syarif yang terlahir sebagai keturunan keraton, memiliki akhir hidup yang sungguh ironis, tindakan dan cara yang dipilihnya untuk mati menjadikan jasadnya tidak lebih berharga daripada seekor binatang, yang bahkan terkadang binatang peliharaan pun dapat dimakamkan dengan layak oleh pemiliknya.


Menurut saya Syarif berhasil dalam melaksanakan aksi terornya, masyarakat dengan sukses dibuat resah, bahkan aksinya dalam bom bunuh diri di Mapolres Cirebon nyaris berhasil menghilangkan nyawa orang yang kedudukannya cukup penting, TETAPI itu dilakukannya ketika masih hidup dan bernafas. Mayat tetaplah sebuah mayat, dan semua mayat pasti akan membusuk, apakah sulit bagi warga untuk bertindak secara rasional dan berkeprimanusian dengan menguburkan jasad itu secepat-cepatnya. bayangkan pula penderitaan Abdul Gofur yang kehilangan anaknya karena paham teroris dan sekarang bahkan tidak dapat menguburkan jasad anaknya.


Yah saya cuma bisa berharap, mudah-mudahan Abdul Gofur dapat menguburkan jasad anaknya. dan para "calon pengantin" yang melihat kisah Syarif dapat segera bertobat. Amiiinnnn...


sumber:

-http://www.detiknews.com/read/2011/04/20/214605/1622352/10/pemakaman-ditolak-warga-gofur-berniat-kremasi-syarief

-http://foto.detik.com/readfoto/2009/08/13/121905/1182483/157/7/

-http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2009/08/13/728/abu-bakar-baasyir-doakan-jenazah-air-dan-eko/

- dan dari sumber-sumber lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun