Di balik tawa dan sorak sorai penonton berbaur dengan suara gamelan, terdapat kisah kelam yang tersembunyi di balik pertunjukkan jalanan yang melibatkan hewan. Monyet, satwa cerdas yang seharusnya hidup di alam liar, seringkali dieksploitasi untuk hiburan jalanan. Hidup dalam kurungan kotor, tak diberi makan, hingga kerap disiksa adalah rutinitas sehari-hari yang harus dilalui para monyet dalam pertunjukan Topeng Monyet. Sampai kapan kita akan membiarkan mereka menderita demi hiburan sesaat?.
Topeng Monyet merupakan hiburan yang berasal kota Madiun, di mana pada tahun 1970-an Topeng Monyet diperkenalkan oleh salah satu sesepuh di Dusun Tosari, Desa Kertosari, Geger, Madiun. Topeng Monyet sejak dahulu dikenal di wilayah jawa timur, jawa tengah, dan jawa barat. Di Masyarakat Jawa Topeng Monyet dikenal dengan sebutan Ledhek Kethek dan Tandak Bedhes yang berarti tontonan monyet. Monyet yang digunakan dalam pertunjukkan Topeng Monyet adalah jenis monyet ekor Panjang atau Macaca Fascicularis Sang pawang dan monyetnya berjalan berkeliling jalanan untuk mempertontonkan atraksi satwa tersebut.
Proses Latihan yang menyiksa
Selama tiga bulan setelah ditangkap, mereka disiksa, dipukuli, dicekik, bahkan digantung agar tetap berdiri saat Latihan. Tak jarang monyet-monyet tersebut tidak diberi makan agar terus bergerak dan mematuhi pawangnya. Hal tersebut dilakukan agar monyet dapat melakukan berbagai trik yang menghibur. Proses pelatihan yang panjang dan menyakitkan ini meninggalkan trauma pada primata cerdas tersebut.
Hidup dalam kurungan sempit
Sehari-hari para monyet hidup dalam kendang sempit dan kotor tanpa kebebasan berinteraksi dengan teman-teman sejenis. Karena kotornya kandang para monyet kerap terjangkit penyakit. Mereka juga kehilangan kesempatan hidup bebas di alam liar, berayun dari pohon ke pohon. Kandang yang seharusnya menjadi tempat istirahat mereka setelah bekerja malah menjadi penjara.
Ancaman penyakit pada monyet
Selain disiksa monyet juga diberi makanan yang tidak seharusnya. Dari snack hingga teh adalah konsumsi sehari-hari monyet karena sang pawang menganggap makanan tersebut murah, mudah didapat, dan tidak berpengaruh kepada monyet. Padahal pemberian makanan asal-asalan pada monyet menyebabkan terjangkitnya parasit.
Bahaya Topeng Monyet untuk manusia
Monyet merupakan salah satu hewan dengan gigi dan kuku yang sangat tajam. Saat merasa terancam bahkan marah monyet dapat mengejar dan melukai penonton. Tak jarang korban gigitan atau cakaran monyet dapat meninggal dunia. Selain luka fisik, monyet dapat menularkan penyakit menular melalui gigitan seperti rabies, simian retrovirus (SRV), dan tuberculosis.