Mohon tunggu...
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang bertumbuh

Berjejak, tak berjasad

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rempah: Sabuk Pengikat Nusantara

12 Maret 2022   09:17 Diperbarui: 12 Maret 2022   09:22 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/artikel/jalur-perdagangan-maritim-nusantara-cerita-dari-masa-lalu-sebuah-upaya-bagi-masa-kini

Tanah subur di Ternate memungkinkan penduduk untuk mengolah lahan dan membuka kebun sebagai kebutuhan hidup. Komoditas utama di pulau ini adalah cengkeh yang menjadi perebutan bangsa-bangsa Eropa untuk menguasai Ternate. Melihat kemajuan pengetahuan yang dimiliki oleh bangsa Eropa, salah satu raja Ternate yang pernah berkuasa mengundang saudagar asing untuk datang dengan niat agar masyarakat Ternate dapat belajar ilmu berdagang dari pedagang asing.

Tome Pires, seorang pakar obat-obatan Portugis mengatakan "Tuhan telah menciptakan Timor untuk kayu cendana dan Banda untuk Pala serta Maluku untuk cengkeh, dan barang dagangan ini tidak dikenal di tempat lain di dunia ini kecuali di tempat-tempat tadi; dan telah saya tanyakan dan selidiki dengan teliti apakah barang ini terdapat di tempat lain, dan semua orang katakan tidak.". Cengkeh merupakan  tanaman yang berasal dari lima pulau kecil di Maluku: Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan. Sementara Pala berasal dari Banda dan Halmahera Timur (Amal 2021).

Melalui pusat perdagangan rempah atau jalur rempah nusantara, dapat disaksikan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Adanya rempah menyebabkan penduduk antardaerah bertemu, berinteraksi, dan bertukar budaya juga ilmu pengetahuan. Diketahui, pada zaman tersebut, pusat perdagangan rempah menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Selain itu, melalui jalur rempah dapat menjadi nilai sosial bahwa antarwilayah di nusantara dan dunia saling membutuhkan. Dewasa ini, masih dapat ditelusuri sisa jejak-jejak budaya yang tertinggal di jalur rempah baik berupa situs, cerita, maupun tradisi.

Daftar Isi

Amal MA. 2001. Kepulauan Rempah-rempah (Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950). Ternate (ID).

Laksmi BW. 2017. Masjid Agung Banten : perpaduan tiga budaya dalam satu arsitektur. Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI). 1(A): 365-368. https://doi.org/10.32315/sem.1.a365

Widiastuti K, Oktaviana A. 2012. Wujud budaya visual arsitektur etnis Tionghoa di Banjarmasin. Jurnal Intekna. 1 : 1-9.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun