- Pengertian Etika Dakwah. Etika dalam kegiatan dakwah sangat penting, karena tanpa etika, seseorang bisa bertindak sesuka hati dan hanya mengikuti keinginannya sendiri. Etika berkaitan dengan konsep nilai-nilai dan perilaku moral. Jika seseorang bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut, maka ia dianggap memiliki etika dan menunjukkan sikap serta tindakan yang etis dan berakhlak.
- Etika berasal dari kata Yunani “ethos,” yang berarti karakter atau sifat, yang merujuk pada bagaimana seseorang seharusnya bertindak. Aristoteles, seperti dikutip oleh Jalaluddin Rahmat, menjelaskan bahwa ethos mencakup karakter komunikator yang meliputi pikiran yang baik, akhlak yang baik, dan niat yang baik (good sense, good moral character, good will).
Etika seorang dai mencerminkan akhlak Islam yang disampaikan dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi. Tutty Alawiyah menjelaskan bahwa seorang dai harus memiliki sifat-sifat berikut:
- Al-Shidq (jujur, tidak berbohong). Kejujuran mencakup niat, perkataan,
- Al-Shabr (sabar dan tabah). Kesabaran dibagi menjadi tiga, yaitu sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat, dan sabar dalam menghadapi ujian atau bahaya.
- Ar-Rahmah (kasih sayang). Seorang dai harus memiliki rasa kasih sayang kepada sesama.
- Tawadu’ (rendah hati).
Seorang dai harus menghindari sikap sombong dan bersikap rendah hati
- Amanah( terpercaya) Kepercayaan merupakan sifat utama yang harus dimiliki seorang dai sebelum yang lainnya.
- Macam-macam kode etik dakwah: