Mohon tunggu...
Hamzah_Marie
Hamzah_Marie Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Anak ke-9 dari sembilan bersaudara. Saya ganteng, asik, baik, kharismatik, cerdas. Itu kata Saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

“Pendidikan Berkarakter, Mahakarya Kang Dedi untuk Purwakarta”

8 April 2016   00:39 Diperbarui: 8 April 2016   00:56 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah empat hari para pelajar diajak dan dikenalkan dengan berbagai macam kebutuhan duniawi, pada hari ini mereka diajak untuk mendekatkan diri kepada Illahi dengan konsep, Jumaah “Nyucikeun Diri”. Melalui konsep ini, diharapkan agar ada keseimbangan antara nilai estetik dengan nilai spiritualitas diri. Karena bagaimanapun, sejatinya kita semua merupakan makhluk yang percaya akan eksistensi Tuhan, dan tak akan pernah bisa berupaya tanpa kuasa sang Pencipta.

Setelah lima hari pelajar disibukkan dengan berbagai macam aktifitas di sekolah, mereka juga dibiasakan untuk mencintai rumah sebagai tempat bernaungnya bersama saudara dan keluarga dengan konsep Sabtu-Minggu “Betah di Imah”. Melalui gagasan ini, diharapkan para pelajar akan memiliki kecintaan terhadap saudara dan keluarganya, dengan dibiasakan untuk lebih sering berinteraksi bersama keluarga di rumah. Oleh karena itu, di hari Sabtu dan Minggu, mereka diliburkan dari aktifitas pembelajaran di sekolah.

Bukan hanya itu inovasi yang dilakukan oleh Kang Dedi dalam Pendidikan Berkarakter. Sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Bupati, dirumuskan pula berapa lama waktu yang harus ditempuh oleh para pelajar selama di sekolah. Rumusan ini dibuat dengan adanya perbedaan antara pelajar di pedesaan dan perkotaan. Mengingat adanya perbedaan kultur kedua tempat tersebut. Para pelajar di pedesaan, diwajibkan masuk sekolah pada pukul 06.30 lalu pulang pada pukul 10.30. Sedangkan pelajar di perkotaan diwajibkan masuk pada pukul 07.00 dan pulang sekolah pada pukul 15.00.

Perbedaan ini diberikan tentunya bukan tanpa alasan. Pelajar di pedesaan yang pulang jauh lebih awal dibandingkan pelajar di perkotaan, memiliki kewajiban untuk membantu orang tuanya masing – masing baik berkebun, bertani, ataupun memelihara hewan ternak. Apabila ada pelajar yang memang didapati tidak memiliki kebun, sawah ataupun hewan ternak, Bupati Purwakarta mengintruksikan agar para Kepala Sekolah menetapkan kegiatan lain pada pelajar tersebut, sesuai dengan kondisi orang tuanya. Tak jarang juga, Kang Dedi memberikan bantuan hewan ternak bagi para pelajar yang kurang mampu agar mereka terbiasa untuk disiplin dan tanggung jawab dalam kesehariannya.

Masih banyak sekali inovasi – inovasi Kang Dedi dalam Konsep Pendidikan Berkarakter ini, sebut saja seperti larangan merokok, larangan membawa kendaraan bermotor, kewajiban puasa senin - kamis, kewajiban membawa makan dan minum dari rumah, serta hal lain yang sangat bermanfaat dalam membangun pelajar di Purwakarta.

Berdasarkan data, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Purwakarta setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini merupakan data valid sebagai acuan dan bukti bahwa Kang Dedi telah berhasil meningkatkan pembangunan sumber daya manusia di Purwakarta. Oleh karena itu, sekali lagi saya katakan, rasanya tak berlebihan jika kita katakan bahwa Pendidikan Berkarakter ialah “MAHAKARYA” Kang Dedi Mulyadi untuk Kabupaten Purwakarta.

 

Oleh : Hamzah Zaelani (Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta 2015 - 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun