Mohon tunggu...
Zayd Hussain
Zayd Hussain Mohon Tunggu... Administrasi - Menghindari kesesatan logika.

Senantiasa berusaha menikmati kopi seduhan istri. Bekerja untuk melunasi hutang. Mencari jalan pulang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bakat Bukanlah Segalanya

11 Agustus 2022   08:50 Diperbarui: 11 Agustus 2022   08:53 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi bakat dalam bekerja

Menilai bakat sebagai hal utama dalam menapaki karir di dunia kerja ibarat memandang kota dari ketinggian gedung pencakar langit. Segalanya terlihat kecil dan samar-samar. Satu bagian di sudut kota hanya dapat diidentifikasi secara umum dari aspek yang paling menonjol dan menarik perhatian, warnanya, bentuknya, atau bahkan hanya sekedar perkiraan arah tempatnya. Kita perlu turun ke bawah untuk dapat melihat secara lebih detail arsitektur dan keindahan yang tersimpan pada sebuah objek kota.

Ukuran kemampuan seseorang dalam bekerja disebut kompetensi. Semakin tinggi kompetensi seseorang maka semakin tinggi pula nilainya pada bidang pekerjaan tersebut.

Kompetensi tersusun atas tiga hal, Skill, Knowledge, dan Attitudes yang disingkat dengan SKA. Ada pakar yang menambahkannya dengan satu komponen lagi yaitu B, Behaviors. Yang terbaru Behaviors ini ditingkatkan menjadi Habbits. Skill dimaknakan sebagai keterampilan yang dikuasai, knowledge berarti pengetahuan yang dimiliki, adapun attitudes adalah sikap, polah, dan tingkah laku seseorang.

Terkait keberadaan unsur behaviors yang selanjutnya menjadi habbit itu adalah harapan bahwa hal-hal baik dari sikap, polah, dan tingkah laku itu menjadi sebuah perilaku yang berkesinambungan dan membentuk kebiasaan baik. Hal mana itu menjadi penting untuk menilai sejauh apa SKA tadi akan menetap pada diri seseorang.

Di dalam ranah kompetensi, keberadaan bakat hanyalah sekedar mempercepat proses sebagaimana adanya minat terhadap suatu bidang menentukan betah atau tidaknya seseorang dalam menekuni suatu bidang pekerjaan. Hal itulah kenapa di antara tujuan pendidikan dan pengajaran adalah guna mengembangkan bakat dan minat siswa.

Keberadaan bakat pada diri seseorang ibaratnya sebuah katalisator dalam sebuah reaksi kimia. Dia hanya berfungsi sebagai katalis yaitu mempercepat proses atau reaksi.

Orang dengan bakat yang sesuai akan lebih cepat terampil ketika dilatih. Hal ini juga tidak serta merta bahwa orang yang tidak berbakat akan menjadi lebih lambat terampil. Ingat, di samping bakat masih ada minat.

Seseorang dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan akan memiliki upaya lebih keras, dan usaha lebih cerdas untuk menguasai keterampilan tertentu yang bahkan dapat mengalahkan seseorang yang hanya mengandalkan bakat. Dan jangan lupa, minat yang tinggi berarti juga harapan untuk bertahan dalam sebuah bidang lebih tinggi pula. Orang seperti ini memiliki endurance lebih panjang. Di sini kita tidak sedang mengatakan bahwa keberadaan bakat itu tidak penting, bukan, bukan seperti itu. Keberadaannya boleh jadi penting tetapi perlu disadari bahwa bakat bukanlah segalanya dalam mendukung kesuksesan seseorang meniti karirnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun