Mohon tunggu...
DwiIka Puji
DwiIka Puji Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyikapi Berita Hoaks Harus Dibarengi dengan Pikiran Logis

10 November 2017   12:51 Diperbarui: 10 November 2017   12:57 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan hanya bermodal rasa percaya saja,yang ada di pikiran saya hanya perihal membenarkan berita tersebut, broadcasenya kira -- kira ada kata -- kata seperti ini  " Jangan pakai micin nanti bego ". Saya langsung percaya dan langsung saya broadcast ke teman -- teman. Saya juga langsung meminta ibu untuk tidak masak menggunakan micin. Semua itu saya lakukan karena adik saya masih banyak dan masih kecil -- kecil, saya takut mereka jadi bego karena micin. Pandangan saya jadi berubah, pikir saya kenapa diproduksi kalo membuat orang bego. Saya benci sekali dengan produsen micin. Akhirnya karena saya selalu melarang ibu pakai micin, ibu saya masak tanpa menggunakan micin sedikitpun. Rasa masakan jadi hambar dan rasanya tidak enak. 

Bapak dan kakak serta adik-adik saya sering komplain dengan masakan ibu saat itu. Kasian ibu, dan akhirnya Ibu saya pun kembali masak pakai micin lagi.Ketika itu saya sempat marah dan saya ogah ogahan makan dirumah. Saya bingung mau makan apa dan dimana. Selalu saya meniti- niti makanan, baik yang dimasak ibu maupun makanan yang dibeli di warung. Pikir saya, kok susah amat mau makan jaman sekarang.

Singkat cerita saya menemukan sebuah artikel yang merupakan broadcast juga dari teman saya yang sekolah di fakultas farmasi. Dalam broadcasenya terdapat nama penulis di sisi bawah. Saya baca artikel tersebut sampai selesai. Di dalamnya menjelaskan tata cara penggunaan micin yang sesuai aturan, kandungan micin, dan manfaat -- manfaat micin yang malah bisa membantu pencernaan. Inti isi dari artikel tersebut dikatakan bahwa penggunaan micin itu  masih bisa asalnya sesuai aturan. Pikiran saya jadi lebih nyaman karena artikel itu dan penjelasan didalamnya.

Dari pengalaman saya tersebut, saya dapat simpulkan bahwa cara-cara mensikapi berita hoax dapat kita lakukan dengan cara -- cara berikut:

  • Tidak langsung percaya pada berita yang kita dengar atau kita baca;
  • Pastikan dalam berita tersebut terdapat nama nara sumber atau penulis berita;
  • Selain nara sumber, apabila ada situs pendukung bisa kita cek kebenarannya;
  • Jangan pernah menyebarkan ulang berita atau tulisan apapun sebelum kita baca isinya.
  • Apabila sudah kita baca dan belum yakin atas kebenaran berita tersebut, pikirlah dengan logika kita;
  • Cari wawasan yang lebih luas, misalkan dengan memperbanyak baca buku dan koran.

Selain pengalaman saya diatas, mungkin para reader dan teman - teman juga sering mendapati berita -- berita hoax lainnya karenaberita -- berita hoaxpasti masih banyak yang beredar di masyarakat. Maka dari itu tetaplah menjadi pembaca yang bijak dan selalu berfikir positif. Rajinlah membaca dan jangan malas menambah wawasan. Semoga kebaikan tetap menyertai kita semua.

Sekian dari saya dan semoga bermanfaat.

Salam semangat. Salam anti hoax.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun