Sampah merupakan hal yang familiar dalam kehidupan masyarakat. Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang dapat diurai oleh alam.Â
Ahmad Mutasir selaku Ketua Paguyuban Tani Desa Wonosari, Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen mengatakan bahwa masyarakat belum memanfaatkan sampah atau limbah organik dengan baik. Masyarakat hanya membuang sampah rumah tangga tanpa dipilah terlebih dahulu.Â
Apabila sampah dikelola dengan baik, maka dapat dijadikan barang yang bermanfaat. Seperti contohnya sampah organik yang berasal dari rumah tangga seperti kulit buah, sisa nasi, dan pelepah daun dapat dijadikan bahan pembuatan pupuk organik cair.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Azhar Hana dari Tim KKN UNS 317 2022 mengangkat program sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dengan sampah organik. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Balai Desa Wonosari pada tanggal 13 Agustus 2022 dengan sasaran para petani di wilayah desa.
Bahan yang dibutuhkan meliputi EM4, gula pasir, kotoran hewan seperti kotoran kambing, limbah atau sampah organik, dan air. Alat yang digunakan yaitu selang, botol, dan tong. Proses pembuatannya, yaitu yang pertama adalah menyiapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas ukuran 1 liter. Lalu lubangi tutup tong seukuran selang aerotor. Potong bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku. Masukkan ke dalam tong dan tambahkan air, komposisinya adalah 2 bagian bahan organik dan 1 bagian air. Kemudian aduk hingga merata.
Larutkan EM4 dan gula pasir, aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk. Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk ke dalam botol yang telah diberi air. Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.
Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang. Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat. Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan.
Kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan diharapkan program ini dapat diterapkan oleh warga Desa Wonosari dalam jangka waktu ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H