Artikel ini membahas beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum merdeka dalam konteks ini saya meneliti di sekolah SD Kertamanah kecamatan Cibinong kabupaten cianjur Selatan bahwasannya sekolah tersebut berada di perkampungan yang mana memiliki 6 guru dan satu kepala sekolah. Gedung pembelajarannya pun kurang memadai atau kurangnya fasilitas sekolah tersebut, karna itu pembelajarannya harus bergantian semisal kelas 1 dari jam 8-10 sedangkan kelas 2 dari jam 10-12 siang. Karna kurangnya ruang pembelajaran dan jika terjadi musim hujan terkadang murid-murid tidak bersekolah karna jauhnya jarak yang ditempuh atau ada kendala seperti mereka yang sekolahnya harus melewati Sungai, karna banjir ia tidak bisa bersekolah tidak adanya jembatan dan ada juga yang bermalas malasan karna untuk mereka berangkat itu kebanyakan berjalan kaki karna tidak adanya akses kendaraan umum.
Keterbatasan sinyal dan kepemilikan telepon tak menjadi penghalang bagi sejumlah guru SDN Kertamanah Desa panyindangan kecamatan cibinong kabupaten cianjur selatan. Untuk tetap menyusun strategi belajar di daerah pelosok, Mereka memutar otak untuk membuat metode pembelajaran yang bisa dijangkau semua pihak. Dan untuk mengaktifkan kegiatan di sekolah seperti exstakulikuler kurangnya fasilitas dan sumber daya pengajar sebuah inovasi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa. Menjawab beberapa tantangan dalam proses implementasi inovasi di sekolah daerah pelosok, Kurikulum Merdeka membuat para guru merasa kesusahan karna banyaknya keterbatasan. diantaranya:
.Keterbatasan fasilitas sekolah menjadi salah satu penghambat untuk perkembangan Pendidikan. mulai dari buku pelajaran hingga fasilitas lainnya. Melaksanakan program penelitian independen memerlukan akses yang lebih luas terhadap teknologi dan materi pembelajaran yang sulit diperoleh di pedesaan dan susahnya jaringan yang membuat pengetahuan siswa yang tertinggal lebih jauh bahkan untuk mengetahui siswa-siswi yang tidak sekolah pun harus menanyakan pada tetangganya yang memiliki telepon karna tidak semua murid mempunyai telepon.
Kurangnya Pelatihan guru-guru, Pemberian pelatihan yang tepat dapat membantu guru lebih memahami metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. karna kebanyakan para pengajar tidak sanggup untuk memberikan pengajaran yang kreatif, tapi para guru tetap semangat membuat strategi agar bagaimanapun para murid tetap semangat sekolah dan tidak merasa dikucilkan atau ketertinggalan
Keterlibatan Masyarakat, Keterlibatan orang tua, dan masyarakat setempat merupakan faktor kunci keberhasilan pelaksanaan program kurikulum Merdeka. Tantangan mungkin muncul jika masyarakat tidak memahami atau mendukung perubahan pendekatan pendidikan ini.
Proses asesmen dan evaluasi pada program studi mandiri seringkali memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan kreatif. Menerapkan sistem penilaian yang konsisten dengan pendekatan ini bisa jadi sulit, terutama di sekolah yang memiliki tradisi penilaian konvensional. tangan untuk menjalankan fungsi asesmen pembelajaran yang merupakan bagian terpadu dalam pembelajaran. Salah satu aspek penting yang sering diabaikan sekolah dalam pencapaian tujuan pelaksanaan kurikulum adalah pelaksanaan asesmen pembelajaran. Saat ini asesmen pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian guru umum secara masih terbatas dan terfokus pada asesmen akhir/sumatif pembelajaran), padahal jika Merujuk pada konsep dalam teori evaluasi dan pembelajaran, pelaksanaan asesmen harusnya mencakup pada asesmen awal. Asesmen proses (penilaian untuk dan sebagai pembelajaran ) dan akhir pembelajaran (penilaian pembelajaran) . Rangkaian proses asesmen tersebut juga merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan terintegrasi dalam proses pembelajaran, bersifat siklus dan tidak linier.
Kerangka model asesmen tersebut menggambarkan bahwa bagian-bagian komponen dalam pembelajaran saling berkaitan; tujuan pembelajaran, kondisi awal peserta didik, proses pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pembelajaran. Dalam model siklus seperti itu hasil asesmen memberikan umpan balik kepada semua komponen dalam pembelajaran, sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan akan tercapai secara optimal sesuai dengan konsep pembelajaran dengan paradigma baru.
Pengembangan Kurikulum Lokal Mengintegrasikan nilai-nilai lokal dalam Kurikulum Merdeka menjadi esensial di sekolah perkampungan. Tantangan yang timbul ketika perlu disesuaikan dengan konteks budaya dan lingkungan setempat, sambil memastikan keterkaitannya dengan tujuan nasional.
Menguraikan keterkaitan antara berbagai tantangan dalam penerapan kurikulum mandiri merupakan bagian dari refleksi untuk mencapai efektifitas penerapan kurikulum mandiri dan mencegah kegagalan pendidik dalam melaksanakan kurikulum. Pada akhirnya, diharapkan dengan memberdayakan dan mensintesis tantangan berbagai komponen pendidikan, sekolah akan mampu melaksanakan program mandiri dengan baik dan kedepannya dapat berdampak pada peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. kualitas karakter. dan meningkatkan integrasi sosial. Saat ini program mandiri berupaya untuk mempermudah terwujudnya cita-cita dan tujuan pendidikan nasional, karena dengan adanya perubahan program tersebut setidaknya dapat memberikan peluang yang lebih besar dan menjadi tantangan bersama bagi satuan pendidikan, kepala sekolah dan guru dalam mencapai tujuan, belajar mandiri. mandiri sepenuhnya, bahagia dan sadar akan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI