Jangan berupaya memberi pengaruh buruk kepada anak tiri tentang ayahnya. Walau bagaiamanapun. Anak tetap harus memiliki sosok ayah yang baik. Jangan sampai dia tertekan dengan adanya kehadiran Anda sebagai ayah sambung.
4. Terima kekurangan pasangan
Kekurangan pertama yang terlihat dari pasangan Anda tentu adalah status dan masa lalunya. Mungkin lebih banyak cerita bahagia, atau malah sebaliknya. Terima pengalamannya yang lebih dalam membina hubungan pernikahan. Anggap saja pengalamannya selama ini sebagai  ladang untuk Anda belajar dan menutupi kekurangan yang belum Anda pahami.
5. Buatlah rencana masa depan
Ini adalah pernikahan yang pertama bagi Anda dan kedua baginya, rencanakan bagaimana mengasuh anak, bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran, program memiliki anak, membangun rumah dan sebagainya. Fokus saja dengan hal positif yang akan membawa kebaikan.
6. Restu orangtua
Kunci utama dari langkah awal pernikahan adalah restu. Dalam hal ini izin dari orang tua Anda. Izin menikah adalah doa, bekal terbesar Sekaligus support  tangguh yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai badai cobaan.
Banyak yang mengabaikan restu orangtua hanya demi mengejar cinta. Padahal cinta tanpa restu akan rentan ketika mendapat terjangan cobaan. Dalam hal ini agama mengisyaratkan jika rido Tuhan ada dalam ridonya orangtua. Sungguh begitu mulya jika kita menghormati mereka dan meminta izin walaupun harus berjuang meluluhkan hati mereka.
7. Berlapang dada
Kita dan mantan suami pasangan bukanlah orang yang sama, keduanya memiliki karakter yang unik dan pantas mendapat cinta pasangan.
Tidak perlu bersaing menjadi yang terbaik di depan pasangan, karena memang tak ada yang perlu dibandingkan satu sama lain.
Suka atau tidak, ingin atau tidak, mantan istri/suami akan memiliki tempat sendiri di hati pasangan. Namun, bukan dalam artian kita harus terus terbelenggu memikirkannya. Karena wanita yang sudah memilih kita sudah tentu memiliki keinginan yang kuat untuk memiliki keluarga dan impian baru.
Berlapang hati wajib, karena mereka memiliki masa lalu yang berbeda dengan kita yang memang mungkin belum pernah memiliki pasangan sebelumnya.
8. Menjalin kedekatan emosional dengan anak tiri
Anak tiri adalah faktor utama penentu kesuksesan kita dalam menjalin rumah tangga harmonis bersama pasangan. Posisikan dia sebagai anak kandung. Sudah konsekuensi Anda menikahi ibunya sehingga tentu harus menyayangi anaknya.Â
Mungkin sulit pada awalnya, tapi percayalah. Kedekatan yang terus terjalin akan semakin menumbuhkan rasa nyaman di hati sang anak. Apresiasi kemampuannya dan beri motivasi ketika dia merasa tidak percaya diri. Jika nanti sudah lahir anak kandung dari pernikahan dengan pasangan Anda. Jangan diskriminatif, lupakan menyebut atau menganggap dia anak tiri. Selalu berikan dia perhatian dan perlakuan yang sama.