Mohon tunggu...
Yayi Solihah (Zatil Mutie)
Yayi Solihah (Zatil Mutie) Mohon Tunggu... Guru - Penulis Seorang guru dari SMK N 1 Agrabinta Cianjur

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Simfoni Sendu

11 Januari 2021   08:29 Diperbarui: 11 Januari 2021   09:14 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***
"Ri ... Rio?" Sebuah tepukan membuyarkan nostalgiaku. Kutoleh suara yang dulu sangat kukenali.

"Riana?!" Kuusap tetesan air bening yang jatuh tak tertahan.

"Udah, gak ada gunanya disesali. Alya sudah pergi," ungkapnya sendu.

"Gue merasa bersalah, Ri. Gue tahu ceritanya dari Arka, sepupu Alya."

Arka memang sahabat yang paling menyesali keputusanku memutuskan taaruf dengan Alya. setelah menikah Alya hidup tertekan dengan tindakan keras suaminya Sandi. Sandi bahkan pemuda yang lebih urakan dibanding aku, bahkan di saat Alya hamil, Sandi sering meninggalkan Alya sendirian, kondisi Alya lemah, Sandi lebih suka keluyuran sampai malam dengan alasan bekerja.

Alya melahirkan dengan susah payah hingga akhirnya meregang nyawa setelah berjuang demi putri kecilnya Khaira.

"Keputusan Lo saat itu salah besar, Bro!" Arka mengakhiri ceritanya.

"Lo, pengecut! Dipikir Alya gak pantes karena terlalu baik, tapi Lo udah nganterin hidup dia ke gerbang neraka tahu!"

"Maafin, Gue ... Ka." Hanya itu yang bisa meluncur dari mulutku, rasa bersalah makin menggunung. Aku takut tak bisa menjadi imam yang baik untuk Alya kala itu.

***
"Yuk, kita doain Alya," ajak Riana melangkah di depanku.

Aku mengikutinya, saat itu suasana pemakaman mulai sepi, rintik hujan masih setia menemani kami, menyambut kepergian calon bidadari surga yang telah terluka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun