Juga membuat kita lebih mudah tersinggung karena postingan seseorang di media sosial, bisa juga kita mendapatkan komentar negatif atau bahkan hujatan di media sosial karena postingan kita.Â
Media sosial membuat kita bisa berdebat dengan orang lain yang bahkan tidak kita kenal, tidak jarang perdebatan di media sosial berujung pada permusuhan dan kebencian.Â
Jurnalis McKinsey Health Institute Erica Coe menjelaskan kebanyakan para Gen Z ini, lebih sering mengungkapkan apa yang ia rasakan atau masalah yang sedang ia alami di media sosial.Â
Ketimbang bercerita dengan orang-orang terdekat seperti sahabat atau keluarga, mereka juga sering menyatakan bahwa dirinya memiliki masalah mental.Â
Tapi pembahasan ini tidak sesederhana sebab akibat karena kaitan antara pengunaan media sosial dengan kesehatan mental, sangat kompleks dan berbeda-beda di setiap kasus perorangan.Â
Hal mengejutkan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah generasi-genarasi atas seperti X dan Baby Boomer, ternyata menghabiskan waktu yang hampir sama dalam bermain media sosial yang membedakan adalah konten yan ditonton.
Terancam Digantikan AI
Generasi ini hidup di zaman yang segala sesuatunya bergerak begitu cepat karena teknologi saat ini banyak pekerjaan yang sudah digantikan AI (Kecerdasan Buatan), para Gen Z ini sedang merintis karir atau baru masuk ke dunia indsutri tapi sudah terancam.Â
Terutama mereka yang bekerja di bidang indsutri kreatif seperti Desainer Grafis, Animator, atau Penulis Naskah akan sangat mudah diantikan oleh AI.Â
Mereka sudah menghabiskan banyak biaya, waktu, dan tenaga untuk kuliah DKV (Desain Komunikasi Visual) selama 4 tahun, ketika lulus dan ingin masuk ke industri kreatif ternyata pekerjaan mereka sudah tergantikan oleh AI.Â
Itulah tantangan dan kenyataan pahit yang harus dihadapi Gen Z sekarang, pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki selama ini menjadi tidak berguna.Â