Mohon tunggu...
Zata Zahirah
Zata Zahirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

'03

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Pola Tidur Remaja

12 Desember 2021   20:14 Diperbarui: 12 Desember 2021   20:38 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Medan, Selasa (12/12/2021)   Covid-19 merupakan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Virus ini telah meresahkan banyak orang. Di Indonesia, Covid-19 pertama kali ditemukan pada Maret 2020. Menurut World Health Organization (WHO), Covid-19 telah dinyatakan sebagai Pandemi global karena tingginya penyebaran dan tingkat penularan.

Seperti yang kita ketahui, Pandemi Covid-19 banyak sekali membawa pengaruh bagi kehidupan kita, salah satunya terhadap pola tidur. Cara hidup yang mengalami perubahan selama pandemi dapat menyebabkan masalah tidur dan semakin memperburuk gejala pada mereka yang memang telah mengalami masalah tidur.

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur diyakini dapat memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya.

Dalam memenuhi tugas projek kuliah, Dosen meminta kami selaku Mahasiswa/i untuk melakukan sebuah penelitian yang akan menghasilkan suatu data primer. Data primer ini didapatkan dari hasil wawancara ataupun dari hasil pengisian kuesioner.

Maka dari itu, pada tugas projek ini, Saya mengambil judul penelitian yaitu  “Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Pola Tidur Remaja.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pandemi Covid-19 dapat berpengaruh terhadap pola tidur remaja. Pada penelitian ini, Saya menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu dengan cara membagikan link google form yang berisikan kuesioner tentang masalah-masalah tidur kepada responden. Dalam penelitian ini, subjek penelitian Saya adalah Remaja dengan rentang usia 13-19 tahun. Sebanyak 115 responden telah mengisi kuesioner yang Saya bagikan, dengan beragam jawaban tentang masalah tidur yang mereka alami selama Pandemi Covid-19. Dari 115 responden, mayoritas responden ialah remaja yang berusia 18 tahun.

Grafik dibawah ini menunjukan bahwa Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pola tidur remaja.

Grafik Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Pola Tidur Remaja (Dokumen Pribadi)
Grafik Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Pola Tidur Remaja (Dokumen Pribadi)

Berdasarkan dari data yang telah diperoleh, ditemukan beberapa masalah tidur yang dialami remaja. Seperti yang terlihat pada diagram dibawah ini, ada sebanyak 87%  responden mengalami kesulitan tidur selama 30 menit sejak mereka berbaring.

Diagram Tingkat Kesulitan Tidur Remaja (Dokumen Pribadi)
Diagram Tingkat Kesulitan Tidur Remaja (Dokumen Pribadi)
Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa ada sekitar 67 % remaja juga sering mengalami mimpi buruk dan terbangun di tengah malam yang membuat tidur mereka terganggu. Dan terkadang mereka juga mengalami kesulitan bernafasan dengan leluasa ketika mereka tidur. Tidak hanya itu, sekitar 13% remaja mengatakan bahwa mereka menggunakan obat tidur untuk membantu mereka agar dapat tertidur. Semua masalah tidur yang dialami remaja ini membuktikan bahwa Pandemi Covid-19 membuat kualitas tidur remaja menjadi buruk ataupun semakin buruk. Berdasarkan dari hasil jawaban responden, ada beberapa faktor yang sering remaja alami sehingga kesulitan untuk tidur selama masa Pandemi Covid-19.
  1. Remaja mengalami kecemasan saat ingin tidur. 

Selama Pandemi Covid-19, tingkat stress yang dialami remaja meningkat. Stress merupakan pemicu utama terjadinya kecemasan. Berdasarkan dari hasil jawaban terbanyak yang diberikan responden, kecemasan yang mereka alami disebabkan karena mereka khawatir akan masa depan yang belum tentu arahnya akan kemana. Mereka juga merasa cemas akan ekspektasi orang lain dan tuntutan orang tua yang terlalu tinggi, sehingga mereka merasa takut akan mengecewakan.

      2. Remaja mengalami overthinking dan menangis ketika ingin tidur

Overthinking merupakan suatu perilaku dimana seseorang tersebut terlalu memikirkan sesuatu hal secara berlebihan. Overthinking ini sering terjadi dari berbagai kalangan usia, terlebih lagi pada remaja. Hal ini bisa dipicu oleh adanya kekhawatiran akan suatu hal, mulai dari masalah sepele dalam kehidupan sehari-hari, masalah besar, hingga trauma di masa lalu, yang membuat kamu tidak bisa berhenti memikirkannya. Dari data hasil penelitian yang telah didapatkan, mayoritas dari mereka menjawab bahwa alasan mereka overthinking adalah karena masalah pertemanan, sekolah/kuliah, masa depan dan juga ekspektasi orang tua. Bahkan, beberapa diantara mereka juga menjawab bahwa alasan mereka overthinking adalah karena masalah percintaan, seperti bertengkar dengan pacarnya. Overthinking ini membuat mereka menangis di malam hari dan berujung menjadi sulit untuk tidur.

Penurunan kualitas tidur dan kesulitan tidur yang dialami remaja ini menyebabkan mereka sulit berkonsentrasi dan cenderung mengantuk saat beraktivitas di siang hari. Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap pola tidur memang tidak dapat kita cegah. Oleh karena itu, Anda dapat mencoba untuk megatasinya dengan olahraga yang teratur, mengatur jam tidur, mengurangi penggunaan gadget, menjaga pola makan, melakukan refreshing/healing ketika sedang jenuh, mengosumsi buah-buahan yang dapat mengurangi insomnia dan menerapkan Sleep Hygine Habits yaitu menerapkan kebiasaaan tidur yang sehat untuk membersihkan segala macam gangguan yang bisa membuat anda kurang tidur atau tidur tidak lelap.

 


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun