Mohon tunggu...
Saseka Pramanca
Saseka Pramanca Mohon Tunggu... profesional -

Saya hanya mencoba berkarya. Melakukan apapun yang saya bisa. Mencoba menulis. Siapakan saya (lelaki*) – jika tidak mencoba menjadikan hidup ini lebih baik. hidupku untuk hidupku dalam hidupku Bagi kawan-kawan yang sudah mau membaca coretan-coretan saya yang jauh dari baik, saya sangat berterimakasih. Sangat diharapkan komentar-komentarnya, saran dan kritik buat saya. Terimakasih. Salam dariku: Daniel Saseka Pramanca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

ManusiaMu

27 Juli 2012   13:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:33 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tekstur tanah meranah
mencabik riak rawa
memetak-metak jiwa manusia
terpahat asalnya

sungai darah merupa aorta tanpa retak
ngalir bersama nafas tiap waktu
dasar samudera terlelap beban arus
sedalam paham

Kau adalah hujan di rawa-rawa
menggenang ranah tanah
melimpah ruah memapah hati
merupa geliat-geliat rasa
yang kemudian hadir tanpa hendak
sebelum kau uapkan
di titik kemurnian suci

Kau hendakan
hidup
terpetak-petak waktu
batasi jiwa-jiwa cari dekatMu
Kau hendakan
saat cukup adalah putusan mutlak
rasa tanpa akhir
manusiaMu

http://zasseka.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun