tekstur tanah meranah
mencabik riak rawa
memetak-metak jiwa manusia
terpahat asalnya
sungai darah merupa aorta tanpa retak
ngalir bersama nafas tiap waktu
dasar samudera terlelap beban arus
sedalam paham
Kau adalah hujan di rawa-rawa
menggenang ranah tanah
melimpah ruah memapah hati
merupa geliat-geliat rasa
yang kemudian hadir tanpa hendak
sebelum kau uapkan
di titik kemurnian suci
Kau hendakan
hidup
terpetak-petak waktu
batasi jiwa-jiwa cari dekatMu
Kau hendakan
saat cukup adalah putusan mutlak
rasa tanpa akhir
manusiaMu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H