Pendahuluan
Keramaian kota Bekasi dengan gedung-gedung tinggi dan pabrik, muncul sosok boneka raksasa dengan wajah yang dicat warna-warni serta diiringi kehebohan musik tanjidor yang biasa kita sebut sebagai ondel-ondel. Ondel-ondel adalah ciri khas suku Betawi yang menjadi salah satu suku yang ada di kota Bekasi. Bukan hanya sebagai tontonan untuk menghibur, tetapi juga membawa cerita tradisi, kepercayaan serta kehidupan masyarakat suku Betawi.
Seiring perkembangan zaman, keadaan kota Bekasi ini memiliki banyak kemajuan. Perubahan ini berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, termasuk keseniannya yaitu ondel-ondel. Kemunculan kesenian ini sering ada  di acara hajatan, pawai, hari kemerdekaan, bahkan dipinggir jalan sebagai seniman jalanan. Dari konflik tersebut, muncul berbagai pertanyaan yang menarik perhatian : bagaimana ondel-ondel bisa beradaptasi di tengah perkembangan zaman modern ini? Apakah nilai-nilai tradisi masih digunakan di era modern?
Ondel-ondel di Bekasi memiliki dua karakter. Pertama, sebagai pertahanan warisan budaya Betawi. Kedua, sebagai pemanfaatan mata pencaharian masyarakat yang belum bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Dua karakter ini menyebabkan kegelisahan akan hilangnya nilai tradisi dan budaya dengan kondisi pada zaman modern ini. Kita harus mengikuti sejauh mana nilai tradisi yang sudah di berikan akan terus bertahan atau tidak, karena tujuan utamanya adalah untuk mengetahui bahwa ondel-ondel di kota Bekasi ini masih utuh, bukan hanya tontonan, tetapi juga sebagai symbol serta sejarah kesenian kota ini.
Metode
Penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan cara  menganalisis, pengumpulan data, serta wawancara kepada Dewan Kesenian serta masyarakat  umum. Pendekatan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta wawasan baru terhadap pelestarian nilai budaya yang ada di kota Bekasi terkhusus pada zaman modern ini.
Pembahasan
Sebelum era modern datang, ondel-ondel dianggap sebagai kepercayaan. Seiring berjalannya perkembangan zaman, ondel-ondel kini menjadi pertunjukkan di berbagai acara. Walaupun ondel-ondel dikenal sebagai kesenian di kota Jakarta, kesenian ini juga salah satu yang selalu ada di kota Bekasi. Di satu sisi, timbul peristiwa ondel-ondel sebagai seniman jalanan. Lalu, terjadi perselisihan mengenai nilai budaya yang dianggap muncul akibat terjadinya peristiwa tersebut. Di sisi lain, peristiwa ini dianggap sebagai bentuk penyesuaian ondel-ondel agar tetap berkembang walaupun di tengah perkembangan zaman modern.
Peristiwa ondel-ondel sebagai seniman jalanan mewujudkan permasalahan krisis ekonomi yang terjadi di masyarakat Bekasi. Faktor yang terjadi karena sulitnya mencari mata pencaharian untuk hidup di kota Bekasi, lalu salah satu jalan terbaiknya adalah sebagai ondel-ondel seniman jalanan. Banyak pertimbangan untuk keputusan ini karena mereka hanya ingin memenuhi kebutuhan hidupnya, namun banyak juga kecemasan tentang nilai budaya. Peraturan pemerintah mengenai seniman jalanan ini perlu didiskusikan lagi, walaupun memiliki maksud yang baik untuk menjaga budaya kita, mereka juga harus memikirkan jalan keluar bagi masyarakat yang membutuhkan pekerjaan tersebut.
Selesai dari macam-macam gangguan, antusiasme terhadap ondel-ondel akan bertahan di kota Bekasi. Berbagai sanggar seni, komunitas, dan pelatihan budaya untuk terus mempertahankan tradisi ini, dengan cara mengadakan acara pertunjukkan seni di berbagai daerah, serta memberi informasi kepada khayalak muda tentang bagaimana proses pembuatan ondel-ondel. Cara ini dilakukan agar masyarakat sekarang sadar bahwa mempertahankan warisan budaya membawa pengaruh besar serta bermakna bagi Indonesia di zaman modern. Hal kecil ini mungkin akan tumbuh mulai dari orang pinggiran, rakyat kecil atau rakyat biasa yang pedukli dan berkorban untuk budaya Betawi.