Mohon tunggu...
Zaskia Nasywa13
Zaskia Nasywa13 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

baca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langkah Kecil Menuju Langit

28 November 2024   21:55 Diperbarui: 28 November 2024   22:57 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewi merasa terharu. Ia tidak pernah menyangka bahwa langkah kecilnya mengumpulkan botol bekas dulu kini bisa memberi pengaruh sebesar ini.

Mimpi yang Terwujud

Empat tahun berlalu dengan cepat. Dewi akhirnya menyelesaikan pendidikan S1 di bidang kedokteran dengan predikat cum laude. Hari wisudanya adalah salah satu momen paling membanggakan dalam hidupnya.

Di aula besar, Dewi berdiri dengan toga di kepalanya, memegang ijazah yang telah ia perjuangkan selama bertahun-tahun. Di antara kerumunan tamu, ia melihat ibunya dan Bayu duduk di barisan depan, tersenyum penuh kebanggaan.

Setelah acara wisuda selesai, Dewi langsung menghampiri mereka. Ia memeluk ibunya erat, sambil menangis.

“Terima kasih, Ibu. Ini semua karena doa dan dukungan Ibu,” katanya dengan suara bergetar.

Ibu hanya tersenyum sambil mengusap air matanya. “Tidak, Nak. Ini semua karena kerja kerasmu. Ibu hanya berdoa agar Allah selalu memberimu kekuatan.”

Hari itu, Dewi merasa bahwa langit yang selama ini ia tuju akhirnya mulai terbuka. Tapi ia tahu, perjalanan belum selesai. Untuk menjadi dokter, ia harus menjalani program profesi yang menantang. Namun, ia tidak merasa takut. Perjalanan panjang sebelumnya telah mengajarkannya untuk tidak pernah menyerah.

Kembali untuk Mengabdi

Beberapa tahun kemudian, Dewi akhirnya menjadi seorang dokter yang bekerja di rumah sakit daerah dekat kampung halamannya. Ia memutuskan untuk kembali ke tempat di mana semuanya bermula, karena ia ingin membantu orang-orang yang pernah berada di posisi seperti dirinya.

Setiap kali ia merawat pasien, ia selalu teringat perjuangannya sendiri. Ia memahami rasa takut mereka yang tidak mampu membayar pengobatan, atau rasa putus asa mereka yang merasa tak berdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun