Bayu, yang kini sudah mulai sekolah, juga menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Ia menjadi murid yang ceria dan penuh semangat, berkat contoh yang diberikan oleh kakaknya.
Malam-malam mereka masih sederhana, tetapi penuh kehangatan. Ibu sering bercerita tentang masa kecilnya, tentang bagaimana ia juga pernah bermimpi besar, tetapi harus menyerah karena keadaan.
“Ibu bangga pada kalian berdua. Kalian adalah kekuatan ibu,” ujar ibu suatu malam sambil memeluk Dewi dan Bayu.
Langit yang Semakin Dekat
Beberapa tahun berlalu. Dewi kini telah lulus dari SMA dengan nilai terbaik. Berkat kerja kerasnya dan dukungan dari Pak Hadi, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di fakultas kedokteran di universitas ternama.
Hari itu, ketika ia menerima surat penerimaan dari universitas, Dewi menangis haru. Ia memandangi surat itu dengan penuh rasa syukur.
“Ibu, Bayu, ini semua berkat kalian. Kalau bukan karena doa dan dukungan kalian, Dewi tidak akan sampai di sini,” ujarnya dengan suara bergetar.
Ibu hanya tersenyum sambil menahan air mata. “Ini semua karena kerja kerasmu, Nak. Jangan pernah lupa dari mana kamu berasal.”
Malam itu, Dewi kembali memandangi bintang-bintang di langit. Ia tersenyum, mengingat perjalanan panjang yang telah ia lalui. Dari seorang anak kecil yang memungut botol bekas, kini ia berada di ambang mewujudkan mimpinya.
“Terima kasih, ya Allah. Langkah kecil ini akhirnya membawaku semakin dekat pada langit.”
(Akhir Cerita)