Mohon tunggu...
Budi Rivai
Budi Rivai Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis dan futsal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Totalitas yang Tergilas

24 November 2023   07:00 Diperbarui: 24 November 2023   07:14 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Puluhan tahun yang lalu aku memulai perjalanan hidup dalam mencari rejeki. Lulus SMA di tahun 2000-an membuat aku bingung. 6 bulan menjadi pengangguran sangat tidak menyenangkan. Aku adalah orang yang terbiasa beraktifitas, maklum saat SMA aku sibuk dalam ekskul sekolah. Dalam ekskul itu aku banyak menghabiskan waktu di sekolah dan luar sekolah bahkan di akhir pekan pun masih sibuk. 

Saat itu aku juga sering ke luar kota untuk sekedar berkegiatan selama seharian dan juga sering menginap. Oleh karena itu 6 bulan menganggur merupakan siksaan buat aku. Bukan aku tak mencari kerja. Sudah banyak lamaran yang aku buat bahkan sudah beberapa kali interview namun belum juga mendapatkan pekerjaan. 

Lalu kenapa aku tidak kuliah saja. Terus terang aku bukan dari keluarga yang berkecukupan. Orang tuaku hanya mampu menyekolahkan aku sampai tingkat SMA saja. Zaman itu sekolah negeri masih ada uang bayaran setiap bulannya. 

Aku tak menyerah begitu saja. Akhirnya aku mendapatkan sebuah pekerjaan. Walaupun hanya pekerjaan rendah tapi aku tak pernah merasa rendah. Ini adalah jalan yang diberikan Allah untuk dilaksanakan bukan dilepaskan. Setahun kurang aku bekerja aku mendapatkan kesempatan untuk berkuliah. Aku mendapatkan donatur dana dari seseorang yang sangat baik. Setelah itu aku sisihkan uang gajian untuk membayar uang kuliah. 

Lulus kuliah aku diberikan kesempatan untuk bekerja lebih baik lagi. Kesempatan yang luar biasa buat aku. Tidak aku sia-siakan kesempatan itu. Selama aku bekerja aku aktif dalam organisasi di tempatku bekerja. Bahkan beberapa amanah telah aku pegang dan laksanakan. 

Namun semua berakhir dalam beberapa tahun saja. Sebuah kesalahan atau lebih tepatnya pelabelan dan lebih ekstrimnya adalah framing dan penggiringan opini terjadi pada diriku. Memang ini adalah sebuah tantangan buat aku. Namun akhirnya aku mengalah, aku sadar ini adalah keputusan dari sang penguasa langit dan bumi. 

Sebuah totalitas yang tergilas, kalimat ini cocok buat aku yang telah mencurahkan dedikasi yang mendalam namun habis begitu saja. Ada sebuah peribahasa mengatakan "Panas setahun dihapus hujan sehari". Kalimat ini juga cocok buat aku. 

Pilihannya adalah tetap berkomitmen dalam bekerja atau melanglang buana mencari rejeki yang luas terhampar yang telah disediakan Allah untuk hamba-hambanya. 

Life is a choice...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun