Mengutip perkataan Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan itu sebuah usaha untuk menyertai kemajuan berkembangnya budi pekerti, pikiran, dan jiwa seorang anak.
Perlu kita ketahui bahwa pendidikan yang baik adalah tonggak kemajuan bangsa. Pemahaman dan pengetahuan seseorang terkait nilai-nilai kebangsaan menjadi faktor penting dalam mewujudkan warga negara yang peduli dan cinta terhadap tanah air. Pramuka, sebagai salah satu ekstrakurikuler yang wajib di banyak sekolah, bukan sekadar aktivitas tambahan bagi siswa. Lebih dari itu, Pramuka memiliki peran strategis dalam membangun karakter dan menanamkan nilai kebangsaan di tengah generasi muda yang kini semakin terpapar arus globalisasi. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2010, dinyatakan bahwa pendidikan kepramukaan adalah proses membentuk kepribadian, kecakapan hidup seperti segala bentuk berkehidupan yang baik, berperilaku baik melalui penghayatan pada nilai-nilai pancasila, dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan serius dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan. Perkembangan teknologi dan media sosial membawa pengaruh besar terhadap pola pikir dan gaya hidup generasi muda, yang kadang menjauhkan mereka dari semangat nasionalisme. Menurut hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) 2018, menunjukkan bahwa hanya 6,2% siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan tepat tentang wawasan nilai kebangsaan. Hal itu seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk menekankan kegiatan yang dapat memacu pengetahuan nilai kebangsaan pada siswa. Dalam konteks ini, ekskul Pramuka hadir sebagai garda terdepan untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa, seperti cinta tanah air, kerja sama, tanggung jawab, dan kedisiplinan.
Melalui kegiatan Pramuka, siswa diajarkan untuk mencintai tanah air tidak hanya melalui teori, tetapi juga praktik nyata. Misalnya, kegiatan pelestarian lingkungan, bakti sosial, hingga upacara bendera rutin adalah bentuk konkret yang membangun rasa bangga dan cinta terhadap Indonesia. Dengan cara ini, siswa tidak hanya menghafal konsep nasionalisme, tetapi merasakan langsung maknanya dalam kehidupan sehari-hari.
Pramuka juga menjadi wadah pelatihan disiplin dan kepemimpinan. Dalam setiap kegiatan, siswa diajarkan untuk memimpin regu, membuat keputusan, dan bekerja sama dalam tim. Nilai ini penting untuk membangun karakter pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki jiwa kebangsaan yang kokoh.
Salah satu keunikan Pramuka adalah kemampuannya menyatukan siswa dari berbagai latar belakang. Dalam kelompok kecil seperti regu, siswa belajar bekerja sama tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau status sosial. Ini adalah miniatur dari Bhinneka Tunggal Ika, semboyan bangsa yang mengajarkan harmoni dalam keberagaman.
Namun, peran Pramuka dalam penguatan nilai kebangsaan tidak terlepas dari tantangan. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan ini menjadi salah satu kendala yang perlu diatasi. Untuk itu, inovasi dalam program Pramuka menjadi kebutuhan mendesak. Kegiatan yang lebih relevan dengan minat siswa, seperti penggunaan teknologi dalam pembelajaran Pramuka atau kolaborasi dengan komunitas kreatif, dapat menjadi solusi.
Dengan revitalisasi yang tepat, Pramuka dapat terus menjadi benteng nilai kebangsaan bagi generasi muda. Di tengah gempuran budaya asing, Pramuka adalah jembatan yang menghubungkan siswa dengan akar budaya bangsa.
Ekskul Pramuka bukan sekadar aktivitas sekolah, tetapi investasi jangka panjang untuk mencetak generasi muda yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Melalui cinta tanah air, kedisiplinan, kepemimpinan, dan penghargaan terhadap keberagaman, Pramuka berkontribusi nyata dalam menjaga keutuhan bangsa. Saatnya generasi muda menjadikan Pramuka sebagai ruang untuk belajar, bertumbuh, dan memperkuat identitas kebangsaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H