Pagi itu, kamis 9 September jalanan macet, maklumlah besoknya sudah lebaran. Orang-orang kantoran udah pada cuti bersama, tapi tidak denganku. Bekerja pada perusahaan penyedia jasa yang komitmen melayani 24 jam non stop, aku harus siap dengan kondisi kerja shift-shiftan. Masih bersyukur lebaran pertama dan kedua dapat libur (digantikan oleh teman-teman yang tidak merayakan idul fitri). Dan pagi itu, simpang empat sikambing Medan dipadati angkutan baik roda empat apalagi roda dua. Belum lagi simpang empat sikambing itu dekat dengan pasar tradisional sikambing, bisa dibayangkan bagaimana padatnya setiap ruas jalan (baik yang menuju Medan Plaza maupun yang menuju ke dan dari jalan Kapten Muslim) dengan orang-orang yang berlalu lalang dengan aktifitas jual belinya. Di dalam angkot, di antara bunyi klakson kendaraan dan suara para pedagang, mataku terpaku pada tulisan besar-besar pada papan putih yang dipasang di depan rumah sakit Hisarma. Tulisan itu mampu mengalihkan rasa jenuhku pada antrian kendaraan yang panjang. Aku mengeja perlahan tulisan itu, serasa tidak percaya, dan sedikit penasaran. Meski pada akhirnya aku tersenyum simpul dan berkata dalam hati, "keren.." Di papan putih itu tertulis daftar nama dokter yang berpraktek di rumah sakit tersebut, dan salah satunya bernama Dr, Oryza Sativa, SPM. [caption id="attachment_260790" align="alignleft" width="300" caption="Beginilah hasilnya kalau yang nge-take gambar bukan potografer :)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H