Sejarah berdirinya Desa Ngringo terbentuk atas usaha dari tiga orang tokoh besar pada masanya. Cikal bakal terbentuknya Desa Ngringo ini dimulai di suatu dusun yang bernama Dusun Ngringo.Â
Kata Ngringo sendiri berasal dari kata Tri dan Ngo. Tri itu berasal dari tiga orang sesepuh atau nenek moyang yang membangun Desa Ngringo sedangkan Ngo yaitu ngobrol.Â
Dikarenakan lidah orang jawa sedikit sulit dalam pengucapan Tringo, maka lama kelamaan menjadi kosakata baru yaitu Ngringo. Jadi, Ngringo ini maknanya adalah tiga orang sesepuh yang ngobrol untuk membangun suatu desa bernama Desa Ngringo.
Salah satu tokoh besar yang menjadi cikal bakal terbentuknya Desa Ngringo ini berasal dari Dusun Ngringo yang bernama Eyang Jegang Wonolapan yang merupakan keturunan Syekh atau Walisongo.Â
Kemudian dua tokoh besar lain yang juga menjadi sesepuh di Desa Ngringo ini berasal dari Dusun Karangrejo dan Dusun Plosokerep. Tiga orang sesepuh ini lah yang juga melatarbelakangi adanya tradisi bersih desa di Dusun Ngringo, Dusun Karangrejo dan Dusun Plosokerep.
Desa yang memiliki 29 RW, 137 RT dan 8 Kebayanan ini dulunya merupakan suatu wilayah yang luas berupa persawahan dan perkebunan. Setelah desa ini berkembang, wilayahnya menjadi semi perkotaan dibuktikan dengan pemukimannya yang notabene sebesar 50% nya berupa perumahan.Â
Perumahan pertama yang berdiri di Desa Ngringo ini adalah Perumnas Palur yang kemudian disusul dengan dibangunnya perumahan-perumahan lain di Desa Ngringo diantaranya Perumahan Jalan Buah, Perumahan UNS dan Perumahan Ngringo Indah.Â
Pembagian wilayah di Desa Ngringo yang terdiri dari 8 kebayanan ini adalah hasil dari kebijakan pemerintah guna memudahkan pendataan penduduk, administrasi dan hal lain yang berkaitan dengan urusan pemerintahan.
Berkaitan dengan kehidupan beragama masyarakat Desa Ngringo pada zaman dahulu kebanyakan mempercayai kepercayaan kejawen. Kepercayaan kejawen sendiri adalah suatu kepercayaan yang melekat pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat tradisional di Pulau Jawa.Â
Dalam kepercayaan ini, memadukan beberapa paham atau aliran agama dengan kepercayaan asli masyarakat Jawa. Pada zaman dahulu  masyarakat Desa Ngringo mempercayai kejawen sebagai kepercayaan yang benar dan merupakan karunia dari Allah.Â
Hal tersebut karena pada masa itu, banyak wali atau ulama yang memiliki kekuatan tertentu sehingga masyarakat menjadi percaya kepada Allah melalui aliran kejawen ini.Â