NAZAM KANAK-KANAK
Sebuah ungkapan kerinduan terhadap anak yang telah meninggal dunia sebelum akhil baligh
Sebelum kemajuan zaman, serta keadaan lingkungan belum di aliri listrik, sumber penerangan penduduk saat itu hanyalah obor dan "salai" atau lampu teplok. Masyarakat belum seramai sekarang ini, sehingga keberadaan makhluk astral seakan nyata menampakkan dirinya. Sehingga banyak penduduk yang menjadi penakut. Terutama ketika mendapatkan musibah kematian, disini keluarga yang ditinggalkan pun kerap merasa takut dan tidak berani menunggui rumahnya, seakan ada arwah gentayangan yang mengikuti mereka.
Dikerinci Provinsi Jambi, khususnya diwilayah Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak, ada beberapa hal adat dan kebudayaan penduduk ketika salah satu keluarga meninggal dunia. Secara agama Islam, keluarga tersebut akan melaksanakan shalat berjama'ah yang dihadiri para kerabat dan tetangga mulai dari shalat maghrib, shalat sunat hadiyah, pengajian yaasinan, dan shalat isya yang dilakukan selama tujuh malam semenjak kepergian mendiang.
Malam pertama setelah dikuburkan, maka diadakan acara hari panuhun dengan kenduri bersama, kemudian dilanjutkan Nigo Ahi yakni hari ketiga kematian almarhum/almarhummah, lalu Nujuh ahi yakni hari ketujuh semenjak Almarhum/almarhummah pergi. Selama Tujuh hari, rumah tersebut selalu ramai oleh sanak keluarga dalam rangka menenangkan ahli waris dan menasehati untuk hidup sabar dan tawakkal.
Dibidang kebudayaan, setelah tujuh hari kepergian orang yang meninggal, dilaksanakan acara "Ningin Umah" yakni mendinginkan rumah dengan dedaunan tertentu Baca Sitawa Sidingin. Lalu dilanjutkan dengan acara ritual "Palaho Yanem atau palaho ngulang aso" yakni agar gairah dan semangat ahli waris dapat bangkit kembali untuk menjalani kehidupan.
Selain acara ritual diatas, ketika salah satu keluarga meninggal dunia, terutama kanak-kanak yang masih bayi sehingga membuat mental dan psikis keluarga menurun, maka diadakan acara pembacaan nazam kanak-kanak. Pembacaan nazam kanak-kanak ini terjadi sampai tahun 1970-han.
Dimana nazam kanak-kanak ini berisi tentang nasehat dan petuah bagi keluarga yang ditinggal mati oleh anak-anak mereka, terutama sang Ibu yang sangat dekat dengan anak sehingga mentalnya turun dan selalu berduka cita yang mendalam. Untuk menghibur keluarga tersebut, dibacalah nazam kanak-kanak yangberisi tentang kepergian anak mereka, yang merupakan sebagai tabungan bagi keluarganya diakhirat kelak. Dimana saat kiamat tiba, matahari sejengkal diatas kepala, manusia yang berlalu lalang sangat haus dan dahaga, maka kanak-kanak akan muncul membawa air dari dalam surga, mereka mencari ayah dan ibunda mereka untuk memberi minum.