17 Agustus merupakan hari yang amat berarti bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana pada tanggal 17 Agustus 1945 ir. Soekarno dan Mohd. Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke bersorak gegap gempita merayakan kemerdekaan bangsanya.Â
Air mata bahagia mengalir membasahi pipi seluruh rakyat kala itu, baik para tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan, maupun para pengungsi dan rakyat jelata. Semua sujud syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa.Â
Mereka yang ikut serta berjuang di garda terdepan, menghadapi ribuan pelor yang ditembakkan Belanda, maupun Samurai Jepang, hari ini semua berduka cita.Â
Terbayang dipelupuk mata mereka yang redup ditelan senja, keris dikiri parang dikanan, bambu runcing dan peralatan seadanya menghantam, menggempur barisan para kolonial, agar rakyat ini, bangsa ini terbebas dari belenggu durjana para penjajah.
 Apakah para pejuang kemerdekaan, yang masih hidup, yang telah gugur di medan pertempuran dapat menikmati buah kemerdekaan ini? mereka sadar, dengan pengorbanan jiwa dan raga tatakala itu, mereka tak dapat menghirup udara merdeka, namun tujuan visi-misi, niat luhur para pejuang, tercermin dalam pidato pembelaan Bung Karno di depan sidang pengadilan Kolonial di Bandung 1930 yang terkenal dengan istilah "Indonesia Menggugat" yang isinya :Â
"Kemerdekaan, begitulah kami sering-sering terangkan di dalam rapat-rapat umum, kemerdekaan tidaklah bagi kami. Kemerdekaan adalah buat anak-anak kami, buat cucu-cucu kami, buat buyut-buyut kami yang hidup kelak di kemudian hari"(Suwidi Tono, Mahakarya Soekarno-Hatta, hal. 49, PT. Perspektif Media Komunika (Vision 03), Jakarta, 2009)
Nah berdasarkan secuil cita-cita pejuang yang dibacakan oleh Bung Karno di depan para Kolonial "Indonesia Menggugat" dapatlah kita pahami bahwa perjuangan yang dilakukan oleh mereka para pahlawan kita adalah demi kemerdekaan bagi kita yaitu anak-anak mereka, cucu-cucu mereka dan cicit-cicit mereka.Â
Haruskan setiap perayaan 17 Agustus kita menangis, histeris, dan pesimis? tentunya tidak!. Menangis untuk mengenang jasa mereka itu wajib seraya mendo'akan mereka agar menjadi bunganya surga, namun histeris dan pesimis yang membuat kemunduran bangsa ini itu yang tidak diperkenankan, melainkan kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan patriotisme dan memetik pembelajaran dari peristiwa-peristiwa yang dilalui bangsa ini, kita mesti optimis untuk bangkit dari keterpurukan dimensi moral yang menjajah saat ini.
Perayaan 17 Agustus di Zaman Milenial
Melalui media sosial di internet, maupun siaran televisi, setiap daerah merayakan hari 17 Agustus dengan beragam acara.Ada yang melaksanakan dengan Perlombaan mancing, olahraga, hiburan masyarakat seperti lomba-lomba yang membuat ketawa. Kesemuanya itu sangatlah bagus!Â