Mohon tunggu...
Zulfan Ariansyah
Zulfan Ariansyah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

tulis menulis Asal kamu senang, jangan tulis yang bikin orang lain tidak senang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cabai Listrik

30 Januari 2011   14:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:03 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.
Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang tersimpan dalam berbentuk magnet, muatan elektron, kimia dll. Untuk mengetahui suatu benda bersifat listrik maka kita hanya bisa mengenalnya dengan gejala yang ditimbulkan dari benda tersebut
Jadi apa hubungan cabai dengan listerik?????..
Memang cabai rasanya pedas, harganya pun selangit pada waktu tertentu. Banyak petani antusiaas pada saat-saat panen, mereka mengharap untung besar , dan melakukan berbagai cara dalam menanam, merawat sampai waktunya panen.
Dalam masa pertumbuhannya tanaman cabai dirawat, di pupuki, di semprot hama, dengan bermacam jenis pastisida yang cocok untuk tanaman tersebut.
Pada malam hari tak jarang pula petani mau berdingin-dinginan di pondok diarea kebun guna mengantisipasi hama lain yang melakukan kegiatannya, misalnya saja babi ataupun binatang lainnya yang sangat mengganggu tanaman tersebut.
Para petanipun tak jarang menggunakan kabel telanjang yang di aliri arus listrik guna mengamankan kebun cabainya. Sehingga jika ada binatang ataupun hama lainnya yang akan mengjhampiri kebun tersebut akan tersengat aru listrik.
Namun perencanaan,sosialisasi dan ilmu yang kurang, bisa saja senjata tersebut (arus listrik) dapat membahayakan manusia, apalagi hingga si punya kebun harus membayar harga cabai semahal dengan harga nyawa.
Siswa ku contohnya, untuk membantu ekonomi keluraganya, Ia harus berpisah dengan semua orang yang kenal sama nya, apalagi keluarga kandung nya. Dimana dia menjadi korban sengatan listrik di kebunnya sendiri akibat terpeleset dan mengenai kabel yang telah di aliri listrik.
Namun apa dikata” harga cabai tak semahal harga nyawa” ncabai bisa di beli tapi nya nyawa tak ada di jual di mana pun.
Ini bisa menjadi pengalaman bagi kita dimana menempatkan suatu teknologi harus pada temptnya dan jangan disalah unakan apalagi bisa membahayakan orang lain.
Turut berduka cita kepada siswaku “Martunus” semoga amal ibadahnya di terima di Sisi Nya. Amin

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun