Mohon tunggu...
Zariah Siriah
Zariah Siriah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pak Anies si Aktivis Mahasiswa

23 Februari 2017   20:54 Diperbarui: 24 Februari 2017   06:00 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di beberapa tahun lalu, saat Jokowi masih menjadi Gubernur dan Ahok menjadi wakilnya, adalah suatu sore Pak Anies sedang berada dalam sebuah forum dengan puluhan pemuda/i. Alkisah, pemuda/i ini baru menyelesaikan pengabdiannya untuk mengajar di sudut-sudut Indonesia. Kala itu, sebagian benak pemuda/i ini penuh dengan sebuah pertanyaan, “Hendak ke manakah kami?”

Hadirlah Pak Anies berdiri memberikan pandangan mengenai masing-masing sektor: mulai dari pendidikan, birokrat, bekerja di swasta, maupun menjadi pengusaha. Saya mengerti saat itu Pak Anies ingin agar para pemuda tersebut—walaupun pulang dari mengajar—tidak mesti harus menjadi guru. Justru sebaliknya, Pak Anies mendorong agar para pemuda/i dapat kembali pada bakat dan bidangnya, mendaki menuju puncak, dan berpengaruh. Alasannya cukup visioner. Saat berada di puncak, memiliki pengaruh, orang tersebut dapat membuat keputusan yang jauh lebih berdampak pada pendidikan.

Namun, dari beberapa sektor yang tersebut di atas, ada kesan bahwa beliau cukup memberikan penekanan pada profesi pengusaha. Alasannya sederhana pengusaha harus memiliki seluruh aspek kepemimpinan yang saat ini dibutuhkan bangsa: membuat keputusan-keputusan penting, terbiasa dalam tekanan, tangguh, berani mengambil resiko, punya perencanaan yang matang dan sebagainya. Apalagi pengusaha tersebut memiliki integritas. Komplitlah sudah.

Dalam penekanannya, Pak Anies memberikan sebuah ramalan: pemimpin Indonesia ke depan akan berasal dari kalangan pengusaha. Dari Indonesia merdeka, sudah ada beberapa pergantian era kepemimpinan yang bergantian menjadi pemimpin/wakil rakyat bagi Indonesia. Setidaknya saya teringat beberapa yang terucap oleh Mantan Rektor Paramadina tersebut:

  • Kalangan cendekiawan (Era Soekarno)
  • Kalangan militer (Era Soeharto)
  • Kalangan mantan aktivis kampus/mahasiswa (Beberapa saat setelah era Soeharto)

Untuk kalangan selanjutnya, Pak Anies mempredisikan akan berasal dari kalangan pengusaha. Alasannya sederhana. Sekarang ini kebanyakan wakil rakyat dan pemimpin banyak yang berasal dari mantan aktivis mahasiswa. Awalnya memiliki idealisme. Akhirnya tidak terlihat hasil kerjanya dan sulit membuat solusi-solusi konkret (sulit mendaratkan idealisme)

Pak Anies saat itu menyebut kalangan pengusaha itu akan ‘bersinar’ karena mereka terbiasa menghadapi persoalan nyata dan terbiasa membuat solusi nyata pula. Bertepatanlah dengan zaman ini yang sedang menghadapi persoalan nyata dan solusi konkret. Saat itu beliau memberikan contoh kemunculan beberapa pemimpin yaitu Jokowi dan Ahok sebagai Gubernur yang berasal dari kalangan pengusaha. Mulai muncul pula Hary Tanoe. Ada Ridwan Kamil, dsb.

Jika digolongkan dalam beberapa kalangan tersebut, saya rasa Pak Anies merupakan golongan dari mantan aktivis kampus/mahasiswa. Saya ingat beberapa cerita mengenai perjuangan Pak Anies sebagai aktivis di salah satu kampus di Yogyakarta. Tepat pula, saat ini, beliau melabrak ramalannya sendiri bahwa ke depannya pemimpin selanjutnya berasal dari kalangan pengusaha dengan maju sendiri sebagai calon gubernur DKI.

Tepat pula, saya melihat kebanyakan keraguan masyarakat terhadap beliau memang keraguan klasik terhadap beberapa pemimpin/wakil rakyat yang berasal dari mantan aktivis mahasiswa: banyak retorika, banyak idealisme, mahir dalam berorasi, selalu berbicara atas dasar kepentingan rakyat namun terlihat tidak konkret dan terlihat mengawang-awang. Hal ini membuat keraguan, “Akankah sama dengan para pemimpin/wakil rakyat dari mantan aktivis mahasiswa? Bisa kerjakah? ”

Itulah tantangan Pak Anies. Duetnya dengan pengusaha harus memastikan apabila beliau cukup berbeda dengan karakter kepemimpinan dari  golongan aktivis tersebut. Dalam beberapa program yang dipaparkan seperti DP 0 %, vertical drainage,dst tidak terlalu kelihatan citra konkret tersebut.

Jika Tim Pak Anies tidak terlalu overpercaya diri akan memenangkan pemilu ini sehingga tidak perlu melakukan apa-apa, maka Pak Anies harus dapat mengolah lagi citra dirinya. Dalam marketing, harus ada differensiasi yang kuat membedakan Pak Anies dengan para pejabat yang dari kalangan mantan aktivis mahasiswa tersebut. Namun anti tesis dari pejabat seperti itu cukup tergambar dalam pertahana.

Ya itulah tantangan bagi Pak Anies dan tim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun