Sejarah merupakan pengalaman hidup manusia, dan terus berlangsung sepanjang usia itu sendiri. Mempelajari sejarah antara lain memahami mengetahui pengalaman manusia baik orang lain maupun diri sendiri pada masa lampau. Dalam penulisan sejarah ada yang namanya autobiografi dan biografi (sebagai penulis riwayat hidup orang lain) jika kita memasukkan kajian itu pasti penyajiannya bisa berbeda. Otobiografi dalam sejarah ialah aku bercerita, sedangkan  biografi ialah dia bercerita. Mempelajari sejarah merupakan perwujudan dari tanggung jawab manusia akan hal-hal yang di lakukannya serta keinginannya untuk dapat lebih mulia di masa selanjutnya. semua tulisan nya mempunyai tanggung jawab antara lain bagi diri sendiri maupun orang lain. Semua itu terikat terhadap suatu keinginan kepada individu maupun kepada Tuhan.
Menelaah sejarah haru selalu mengingat pada masa lampau. Dari situ kita bisa berpikir apa makna dari sejarah, salah satu modal utama dari sejarah ialah merupakan membaca. Karna dari membaca kita bisa menemukan apa yang akan kita tulis, yang kita minati sebagai suatu sebuah kajian sejarah. seperti seseorang yang suka terhadap tokoh karna banyak membaca sejarah kehidupan tokoh, atau seseorang yang menyukai sejarah peristiwa karna banyak membaca sejarah peristiwa seperti sejarah dunia atau sejarah nasional Indonesia. Dalam penelitian sejarah sendiri, saat melakukan riset ada yang namanya 5w+1h. Yaitu What (apa) mengacu pada peristiwa masa lampau  , Who (Siapa) mengacu pada tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut, When (kapan) mengacu kapan peristiwa tersebut terjadi, Where (dimana) mengacu lokasi peristiwa, why (mengapa) mengacu latar keterkaitan peristwa , dan How (Bagaimana) mengacu pada bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi.
 Setiap peristiwa sejarah sendiri memiliki pola yang sama (berulang).  Manusia, tak kan mampu melepaskan diri dari sejarah nya sendiri karna sejarah itu adalah drama yang real yang di tulis melalui metode ilmiah dan menguat unsur seni yang kental sehingga cerita sejarah akan selalu menarik minat, menyimak, dan mempelajarinya. Hari ini kita ketahui bahwa penulisan sejarah mempunyai teori sendiri, penelitian sejarah memunyai alur tersendiri . secara garis besar bersifat pendekatan metodologi dan pendekatan teori.  Metode sejarah merupakan metode yang prosedural untuk membuat sesuatu secara tersistem dan terencana.
Jadi terdapat sebuah aturan/prasyarat dalam sebuah penelitian. Metodologi sering di sebut sebagai ilmu yang mengkaji tentang metode. Dengan memahami kerangkan teori dan konsep, seorang penulis dapat menjelaskan fenomena secara kritis. Begitu juga sejarah, dapat menjelaskan teori-teori. Contoh dalam sejarah filsafat dapat menjadi konkrit karna berdasarkan apa yang ada di lapangan. Â Itulah sebabnya penggarapan sejarah memerlukan teori dan metodologi. Metodologi sebagai sebuah ilmu dan pemikiran tentang metode dapat di pelajari tanpa mengulas masalah teoritis dan konseptual (grondith research)
Dalam sejarah kita dapat memahami dua konsep, sejarah naratif dan analisis. Untuk sampai ke jejang itu kita harus mengetahui alur metodologi sejarah, yaitu metode sejarah. dalam metode sejarah ada langkah yang harus di lakukan. Ada heuristik, verivikasi, inteprestasi, kritik sumber, dan historiografi (penulisan). Maka dalam hal itu kita harus mendalami penuh untuk memahami pendekatan-pendekatan sejarah. Heuristik misalnya dengan memahami sumber sejarah itu sendiri, Â sumber sejarah memiliki berbagai ilmu bantu seperti bentuk mata uang, bentuk prasasti, dan lain sebagainya. Alat bantu tersebut gunakan untuk menaikkan hal-hal yang terpendam seperti yang sudah di contohkan.
Sedangkan  verivikasi atau kritik sumber ialah pengumpulan sumber-sumber yang sudah di dapatkan lalu di pilah agar mendapat hasil yang lebih relevan terhadap suatu fenomena yang di kaji. Dalam sejarah sendiri terdapat  dua jenis Kritik sumber, yaitu Kritik eksternal yang menyasar pada pemeriksaan kondisi fisik data tertulis untuk menentukan apakah sumber tersebut otentik atau tidak, seperti di lihat dari keaslian penulis, gaya tulis, cap, cat air (Water mark) dan bagian lainya.
Lalu ada Kritik internal, langkah ini merupakan pemeriksaan keabsahan informasi yang di dapat dalam sumber suatu tulisan. Apa bila informasi yang di dapat dari tulisan tersebut jauh dari apa yang ada pada keterangan sejarah, maka dokumen tersebut dapat di pertanyakan. Namun, apabila yang berbeda tidak sampai mengoreksi gambaran besar tentang suatu peristiwa atau kisah hidup seseorang, maka masih dapat dimengerti, itu pun masih harus menjalani pemeriksaan triangulasi data.Â
Lalu ada interpretasi atau hermeneutika, kegiatan ini merupakan sebuah pisau analisa untuk mendialogkan data-data yang di dapat menjadi saling relevan dan bersifat saling mendukung antara satu data dengan data lainnya. Hermeneutika sebenarnya adalah suatu istilah yang akrab dengan aktivitas penafsiran korpus (kitab suci) keagamaan. Dalam konteks penelitian ini, hermeneutika adalah kegiatan penafsiran data yang dilakukan oleh peneliti guna memperoleh suatu telaah, narasi serta penjelasan yang konstruktif dan solid. Dalam membuat satu paragraf contohnya, perlu diramu sejumlah informasi agar kalimat-kalimat di dalamnya saling support. Kalimat kedua, ketiga dan seterusnya akan mendukung kalimat pertama yang bertindak sebagai main ide. Â
Yang terakhir merupakan Historiografi, Â Historiografi adalah istilah yang merujuk pada kegiatan penulisan sejarah.
Daftar pustaka :
Madjid, M. Dien, and Johan Wahyudhi. Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar. Kencana, 2014.Â